Sabtu, 20 September 2014

Windows 9 : Kritikan dan Jawaban

PC microsoft windows merupakan sistem operasi yang paling banyak digunakan di dunia. penggunaan sistem operasi ini dianggap mudah, ringan dan kompetibel berbagai macam aplikasi oleh penggunanya. selain itu, windows lebih variatif dibanding yang lain. dari kelebihan tersebut windows mudah terserang virus, spam worm, malware dan lain-lain. Untuk menutupi kekurangan itu windows terus melakukan inovasi dalam pengembangan windows. mulai dari generasi pertama windows 1.0 yang dirilis pada 20 November 1985 hingga sekarang pada windows 8.1. Tetapi, perusahaan microsoft sebagai pengembang piranti lunak akan tetap berbenah untuk melakukan inovasi terhadap produknya.
   
Terbukti ketika microsoft  akan merilis windows 9 untuk menjawab segala kritikan yang masuk terkait Windows 8 dan wndows 8.1. Penggunaan windows 8 belum kompetibel di laptop yang dulu. tampilan windows 8 dan windows 8.1 lebih dinamis dari sebelumnya windows 7. tetapi windows dianggap lebih rumit karena banyak aplikasi dan tools yang tersembunyi sehingga penggunanya akan kebingungan. windows 8 didesain untuk sistem  windows phone, kenyataannya jauh dari harapan. 

Dari berbagai kekurangan yang windows 8 dan 8.1, windows 9 siap memberikan kejutan baru bagi pengguna sistem operasi windows. Dikabarkan windows 9 juga akan menjadi sistem operasi universal yang kompatibel dengan semua jenis gadget PC, tablet, maupun smartphone. Jadi, secara otomatis pengguna akan lebih mudah melakukan sinkronisasi terhadap perangkat-perangkat yang menggunakan OS Windows miliknya. penggarapann windows 9 untuk memudahkan penggunanya dengan berbagai macam fitur unggulan.

fitur windows 9 kita bisa tunggu pada tanggal 30 september 2014. Apakah Windows 9 mampu menjawab semua kritikan. mari menanti. 

by "S"
    

MAKNA NILAI KEMANUSIAAN DALAM MASYARAKAT

MAKNA NILAI KEMANUSIAAN
DALAM MASYARAKAT
Pengertian siri’
Dalam pengertian harfiahnya, siri’ adalah sama dengan rasa malu. Dan, kata siri’ ini akan berarti harkat (value), martabat (dignity), kehormatan (honour), dan harga diri (high respect) apabila dilihat dari makna kulturalnya. Jadi, perlu dibedakan pengertian harfiahnya dengan pengertian kulturalnya. Bagi orang Bugis-Makassar, pengertian kulturalnya itulah yang lebih menonjol dalam kehidupan sehari-hari apabila dia menyebut perkataan siri’ karena siri’ adalah dirinya sendiri. Siri’ ialah soal malu yang erat hubungannya dengan harkat, martabat, kehormatan, dan harga diri sebagai seorang manusia.
Siri’ lebih sebagai sesuatu yang dirasakan bersama dan merupakan bentuk solidaritas. Hal ini dapat menjadi motif penggerak penting kehidupan sosial dan pendorong tercapainya suatu prestasi sosial masyarakat Bugis-Makassar. Itulah sebabnya mengapa banyak intelektual Bugis cenderung memuji siri’ sebagai suatu kebajikan. Mereka hanya mencela apa yang mereka katakan sebagai bentuk penerapan siri’ yang salah sasaran. Menurut mereka, siri’ seharusnya – dan biasanya, memang – seiring sejalan dengan pacce’(Makassar) / pesse(Bugis).
Berdasarkan penjelasan ini dalam masyarakat Bulukmba Ada 3 istilah Siri yang dikenal oleh orang Bugis khususnya pada masyarakat Bulukumba :
·           Siri                       =  harkat, martabat, dan harga diri manusia
·           SiriMasiri            = perasaan aib, hina, sebagai akibat keadaan buruk menimpa, miskin, dungu, atau kelemahan karena perbuatan sendiri.
·           Siri Ripakasiri     = perasan malu dan merasa bukan manusia lagi karena terhina. Misalnya ditempeleng atau dimaki-maki didepan umum, diludahi mukanya, dituduh mencuri padahal ia tidak melakukannya, atau isteri dan keluarga perempuannya dilarikan orang.
Pengertian pacce
Pacce’ dalam pengertian harfiahnya berarti “ pedih “, dalam makna kulturalnya pacce berarti juga belas kasih, perikemanusiaan, rasa turut prihatin, berhasrat membantu, humanisme universal. Jadi, pacce’ adalah perasaan (pernyataan) solidaritas yang terbit dari dalam kalbu yang dapat merangsang kepada suatu tindakan. Ini merupakan etos (sikap hidup) orang Bugis-Makassar sebagai pernyataan moralnya. Pacce’ diarahkan keluar dari dirinya, sedangkan siri’ diarahkan kedalam dirinya. Siri’ dan pacce’ inilah yang mengarahkan tingkah laku masyarakatnya dalam pergaulan sehari-hari sebagai “ motor “ penggerak dalam memanifestasikan pola-pola kebudayaan dan sistem sosialnya.
Melalui latar belakang pokok hidup siri’ na pacce’ inilah yang menjadi pola-pola tingkah lakunya dalam berpikir, merasa, bertindak, dan melaksanakan aktivitas dalam membangun dirinya menjadi seorang manusia. Juga dalam hubungan sesama manusia dalam masyarakat. Antara siri’ dan pacce’ saling terjalin dalam hubungan kehidupannya, saling mengisi, dan tidak dapat dipisahkan yang satu dari lainnya.
Dengan memahami makna dari siri’ dan pacce’, ada hal positif yang dapat diambil sebagai konsep pembentukan hukum nasional, di mana dalam falsafah ini betapa dijunjungnya nilai-nilai kemanusiaan – berlaku adil pada diri sendiri dan terhadap sesama – bagaimana hidup dengan tetap memperhatikan kepentingan orang lain.

Makna siri’ na pacce’  di Kabupaten Bulukumba
Dalam masyarakat Bulukumba yang notabenenya merupakan daearah pertemuan dua unsur kebudayaan yaitu suku bugis dan makassar sehingga untuk melacak budaya asli daerah tersebut sangat sulit daerah ini merupakan daerah pertemuan Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa.  sehingga corak kebudayaan bisa di lihat dalam kebudayaan tersebut yang memilki dua  bahasa yang dominan Bugis dan Makassar begitupun dengan sistem budayanya.
Sehingga akar dalam budaya tersebut sulit untuk memetakan budaya asli daerah tersebut. sebab nilai filosofis yang ada pada masyarakat bugis dan sangat kental di sana. Sehingga pergeseran makna bisa saja terjadi ataupun sebaliknya. Dengan kata lain bahwa nilai siri’ na pacce pemaknaanya mengalami sebuah perubahan atau justru sebaliknya pemaknaan siri na pacce pemaknaannya tetap sama di setiap daerah. Sehingga pemaknaa siri’ na pacc sebagai mana yang telah di jelaskan di atas.
Dalam sebuah tulisannya Maula Nusantara mengatakan bahwa : “Falsafah keberanian orang bugis-makassar bukan seperti, “Ini dadaku, mana dadamu!” tidak sesombong dan searogan itu, falsafah keberanian orang bugis-makassar itu bijak, seperti pelaut yang berkata “kualleangngangi tallangan na toalia” artinya, aku memilih tenggelam dari pada kapal kembali surut ke pantai.
Jangan langsung ditafsirkan aku memilih mati daripada mundur. Bukan seperti itu. Ketika seorang pelaut mengucapkan itu sebelum berlayar, dia berangkat dengan niat dan tujuan yang jelas, benar dan terang. Watak yang keras tidak harus menjadikan diri kasar dan semaunya dalam bertindak. Kita berani karena kita berada dalam posisi yang benar, dan memang harus diperjuangkan.
Dalam kehidupan bermasyarakat misalkan, jika ada penghinaan terhadap keluarga maka otomatis kita harus bertindak, tidak boleh diam hanya karena ada rasa takut. Dalam bertindak pun tidak mesti diselesaikan dengan ujung badik karena kita berada dalam ruang Bulukumba. Ada hukum yang mengatur dan norma norma yang berlaku. Begitupun dalam konteks pengembangan diri, posisi sebagai Mahasiswa misalkan, Siri’ bisa dijadikan cambuk untuk diri sendiri.

Nilai Kemanusiaan terhadap perasaan Hormat
Rasa hormat adalah  suatu sikap saling meghormati satu sama lain yang muda, hormat kepada yang tua yang tua, menyayangi yang muda. Rasa hormat tidak akan lepas dari rasa menyayangi satu sama lain karena tanpa adanya rasa hormat, takkan tumbuh rasa saling menyayangi yang ada hanyalah selalu menganggap kecil atau remeh orang lain. Tetapi untuk saat ini untuk kalangan masyarakat Bulukumba dua hal tersebut sudah langka terjadi karena tidak ada kesadaran di diri masing – masing untuk saling hormat antara sesama. Contoh dari rasa hormat itu sendiri adalah saling menghargai satu sama lain pada saat kita dimasyarakat kita harus mengayomi yang tua lindungi yang muda, yang muda melindungi yang kecil dan seterusnya.
Salasatu bentuk penghormatan pada masyarakat Bulukumba adalah pemberian gelar kebangsawan pada keturunana raja yaitu daeng, puang, karaeng. Berdasarkan latar ini pemberian nama daeng itu terkadang di bisa di pertukarkan dalam masyarakat sebab hal bisa ini di gunakan secara bergantiang sebagai panggilan terhadap orang yang lebih dianggap tua dari kita. Begitupun dengan gelar kebangsawanan yang lain. Sebab hampir setiap kecamatan di kabupaten Bulukumba memiliki gelar kebangsawanan yang berbeda dan penggilan kehormatan kepada yang lain. Seperti di di Kecamatan Bonto Tiro biasa menggunakan kata sapaan Puang sebagai bentuk penghargaan kepada yang di anggap lebih tua dari kita atau orang belum akrap dengan kita, kemudia daeng di gunakan di kecamatan Bulukumpa, Kindang dan karaeng di kecamatan Gantarang.
Selai itu masih banyak bentuk-bentuk penghormatan dalam masyarakat bugis-makassar yaitu penyebutan kata Iye, kata ini menandakan sebuah penghargaan terhadap apa yang di ucapakan kepada orang, dan Tabe dan menunduk saat lewat di depan orang. 
OLeh "S"
Maaf tulisan ini di copy dari berbagai blog terkait tema "siri' na pacce/passe" jika terjadi kesamaan mohon maaf.  ini saya lakukan demi pengembangan wawasan dan keilmuan. Sekali lagi mohon maaf.