Suratan darimu sulit aku baca
tawamu yang silam akhir dari perpisahan kita
aku raba tanganmu sungguh kasar
genggamanmu tidak sekuat dulu lagi
tanganmu sudah bergetar dan engkau sesekali rasakan sakit
Aku sudah tahu, umur ayah tidak panjang lagi
ada yang pilu, ketika ayah melukai kaki sendiri
tanganmu sudah kehilangan nafasnya
batinku tersayat belati...
kuambil pisau dan pemotong kuku darimu
kuusap darah yang mengucur
kubersihkan kukumu dari kotoran yang menghitam
Itu akhir kebersamaan kita, Yah
menasehatiku
bercanda
tertawa
Setelah itu, Ayah tidak pernah lagi
menatap mataku, sampai kita benar-benar berpisah selamanya.
tawamu yang silam akhir dari perpisahan kita
aku raba tanganmu sungguh kasar
genggamanmu tidak sekuat dulu lagi
tanganmu sudah bergetar dan engkau sesekali rasakan sakit
Aku sudah tahu, umur ayah tidak panjang lagi
ada yang pilu, ketika ayah melukai kaki sendiri
tanganmu sudah kehilangan nafasnya
batinku tersayat belati...
kuambil pisau dan pemotong kuku darimu
kuusap darah yang mengucur
kubersihkan kukumu dari kotoran yang menghitam
Itu akhir kebersamaan kita, Yah
menasehatiku
bercanda
tertawa
Setelah itu, Ayah tidak pernah lagi
menatap mataku, sampai kita benar-benar berpisah selamanya.