Minggu, 13 Juli 2014

MALAS

OLEH : S A M P E A N
Jejak peristiwa yang dilalui, mengukir makna dalam kehidupan. Cerita yang dirangkai menjadi indah, duka menjadi kisah haru, kesunyian menjadi teduh, kerisihan menjadi kegilaan. Hamparan peristiwa-peristiwa tersebut termaktub dalam rasa kemalasan, Malas menjadi hantu manusia. Malas menjadi elegi kehidupan. Malas Sindrom yang paling berbahaya, malas membunuh nalar kreativitas. Malas adalah pembunuh paling berbahaya karena mampu membunuh kodrat dan potensi manusia yang terus menjadi. Sungguh, Jika malas datang membuat kita terlena dengan keindahan, kesenangan dan tidak bisa keluar dalam penjara-penjara tersebut. Malas adalah perayu yang gigih untuk menghempaskan manusia dalam kesenangan sesaat. Kenikmatan yang didapatkan menjadi pusaran hidup seseorang, terpana dengan hasil hingga tidak mau lagi untuk menuai hasil.
Tengoklah di sini, di mana aku menjadi Penulis yang malas. Penulis yang malang, hidup santai tergilas zaman. Katanya “aku Penulis” ternyata  “aku bukan Penulis”, kenyataannya aku kurang dari itu, aku hanya penikmat tulisan dan pembuat tulisan Hampa. Penulis mampu menggali sejuta ide dalam dirinya, Mengarungi semua peristiwa dalam tulisannya. Menelurkan makna-makna kehidupan, penggagas sarkastis tentang dunia, hingga dunia menjadi sisa-sisa tulisan dalam lipatan kertas. Penulis adalah pejuang gigih menangkap makna, menyembulkan ide lewat pena, hingga tertuang dalam bentuk narasi. Penulis orang paling konsisten untuk melatih dirinya untuk menjadi orang yang hebat. Lihatlah para penulis yang hebat, karya mereka berjejer di rak buku para kolektor dan toko-toko buku, sungguh mengesangkan. Aku ingin seperti mereka, tidak menjadi mereka. Namun, aku yang malas, aku tak melihat proses yang mereka lalui, untuk menjadi dia.
Semua itu tidak lebih dari malas. Malas untuk menggoreskan pena, malas untuk menjadi orang yang hebat. Kemalasan ini membungkan jiwa-jiwa yang hebat menjadi teduh. Malas Penyakit yang terhebat. Bersama dengan malas…. Semua akan tertunda, akan berhenti, akan hilang segalanya. Berhentilah malas bangkitkan jiwa mu, tumbuhkan imajinasi perlawanan untuk jiwa malas, mari tundukkan mala situ untuk berkarya demi masa depan