GLOBAL VILLAGE :
REKAYASA TERHADAP PEMBANGUNAN
DALAM
SUATU NEGARA
Oleh : sampean
096614128
A.
Pendahuluan
Pemandangan yang sudah
tidak asing bagi kita saat ini bahwa batas-batas relasi sosial telah melepuh
menjadi satu sebuah tatanam sosial yang baru. Dimana perkembangan sains dan
ilmu pengetahuan semakin berlari kencang yang sulit terbendung dengan kebutuhan
manusia. Dunia terintegrasi menjadi satu dengan aturan yang homogenistik.
Metamorfosis zaman ini
akibat dari sebuah inspirasi dari zaman pencerahan pada abad ke 17 dan 18 yang
telah menggagas zaman modern yang artinya zaman saat ini. Dari pengaruh ini di
Eropa mengalami kegemparan untuk mengusung sebuah visi pembaharuan atau
reformasi di berbagai bidang. Visi dari zaman modernisasi sebenarnya untuk
mengusung sebuah tatanam dunia yang baru yaitu sebuah tatanam yang lepas dari
dogma agama yang lebih menekankan akal budi dalam kehidupan praktis. Pengaruh
ini memiliki dampak yang cukup besar terhadap sebuah perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Perspektif pernah di
utarakan oleh Anthony Giddens bahwa Para filsuf pada saat itu memiliki gagasan
yang sangat sederhana akan tetapi memiliki pengaruh yang cukup besar. Menerut
mereka, semakin kita memahami dunia yang dan diri kita sendiri secara rasional,
semakin dapat kita membentuk sejarah dan tujuan yang kita sendiri. Kita harus
membebaskan prasangka masa lalu untuk mengendalikan masa depan. (Giddens,
2001:xiv)
Implikasi ini
memciptakan sebuah peradaban yang homogenitas di bawah naungan globalisasi. Dan
era saat ini globalisasi sulit terbendung yang sulit di kendalikan sebab akibat
dari perkembangan ini kesenjangan terjadi dimana-mana. kehidupan yang telah
nampak saat ini sulit di prediksi dari hantaman perkembagan transformasi ilmu pengetahuan.
Namun implikasi tersebut
paling terasa dalam pemunuhan kebutuhan manusian sebagai mahluk ekonimikus.
Manusia sebagai mahluk ekonomikus tidak lepas dari sumber kebutuhan materi,
bahwa manusia di arahkan untuk menjalani hidup yang sejahtera dengan memenuhi
kebutuhan materi tersebut. Seiring
dengan perkembangan tersebut. teknologi menjadi berperang penting dalam
memenuhi kebutuhan manusia. Bahwa teknologi menjadi alternatif untuk membantu
manusia memenuhi kebutuhan manusia. Mempermudah
manusia untuk melakukan aktivitas untuk meraih keuntungan materi tersebut.
Dengan tatanam dunia
saat ini menawarkan alternatif untuk memenuhi sebuah kebutuhan manusia dengan
konsep kapitalisme kesejahteran (walfare
state) yang bersifat holistik dengan sistem hukum yang homogon yang diatur
oleh sebuah lembaga atau institusi lewat sistem perundangan-undangan. Pada
prinsip bahwa mewujudkan sebuah kehidupan yang tunggal di bawah sebuah naungan
ekonomi global yang akan melahirkan sebuah perkampungan global (global village).
Interpretasi ini pernah
di ungkapkan oleh seorang sosiolog yang bernama Daniel Bell bahwa suatu tipe
baru masyarakat yang muncul. Masyarakat baru ini di sebut masyarakat
pascaindustri yang memiliki enam ciri sebagai berikut :
1.
Suatu sektor jasa yang sedemikian
besarnya sehingga sebagian besar bekerja di dalamnya.
2.
Suatu surplus barang yang melimpah
3.
Perdagangan antar bangsa yang bahkan
lebih luas lagi
4.
Keanekaragaman dan kuantitas
barang-barang yang tersedia bagi perorangan
secara rata-rata semakin banyak
5.
Ledakan suatu informasi
6.
Terjadi sebuah perkampungan global (global village)b artinya bangsa-bangsa
di dunia ini saling terkait melalui komunikasi, transportasi dan perdagangan
yang cepat.
Gambaran ini
memperlihatkan bahwa era sekarang ini melahirkan sebuah peradaban yang baru
yaitu sebuah gonjangan globalisasi. Globalisasi yang harus dipahami sebagai
suatu gelombang yang melanda dunia dalam
hal interaksi yang menghubungkan seluruh aktivitas manusia satu dengan yang
lainnya. Meningkatkan interdependensi (saling ketergantungan) tidak lagi di
batasi oleh batas-batas wilayah negara, sebagai hasil dari hilangnya
pengahalang ruang dan waktu. Bukan saja ekonomi yang mengalami globalisasi;
kebudayaaan-kebudayaan kuno pun mulai di gonjang banjir informasi yang memasuki
pikiran manusia dengan begitu deras sebagai akibat dari kemajuan teknologi yang
sangat cepat. (Danzin, 2005:15 )
Merebaknya kapitalisme global saat ini
dengan visi kapitalisme kesejahteraan (walfare
state) yang berlandaskan perdagan bebas mempengaruhi setiap kebijakan dalam
sebuah negara dalam mengusung sebuah pembangunan. Sebab pembangunan yang mereka
usung harus terintegrasi satu sama lain dengan kebijakan ekonomi global.
Ketakberdayaaan negara
ini di ungkapkan oleh Yves Brunsvick bahwa negara saat ini mengalami kesulitan untuk
menyusun kedaulatannya sebab negara-negara saat ini berada dalam tekanan
globalisasi mengahancurkan menopoli layanan umum, dulunya di kontrol oleh
otoritas politik dan uang. Sehingga negara di paksa untuk mendefenisikan
kembali tugas-tugasnya dengan memangkasnya hingga ke dasar. (Brunsvick,
2005:71)
Pengaruh dari
globalisasi terhadap pembangunan sebagai upaya untuk merekayasa untuk
mewujudkan sebuah tatanam baru sebagai sistem ekonomi pasar bebas untuk memicu
perkembangan kesejahteraan masyarakat dengan cara mendorong masyarakat untuk
menjadi masyarakat komsumtif dan produktif.
Dari berbagai pemaparan
di atas belum menyentuh titik central dari apa sebenarnya globalisme itu
walaupun dalam mengartikan istilah ini cenderung memiliki polemik yang panjang sesuai
dengan tokohnya masing-masing. Pengulasan diatas hanya sebatas dampak dari
pengaruh globalisme itu sendiri sementara dalam dunia barat menjadi sebuah
diskursus.
B.
Perihal
Definisi Globalisasi
Dunia dalam sebuah
sketsa cerita dimana struktur tubuh di definisikan dengan berbagai macam
perspektif, kebutuhan telah komodifikasi dengan kehadiran berbagai identitas
negara yang melekat pada diri individu.
Sketsa dunia ini bisa
kita lihat dalam diri mahasiswa atau pegawai kantor. Suatu ketika seorang
mahasiswa bersiap untuk pergi kuliah di lihat ke jam tangannya merk saiko dari
swiss, gaungnya dari amerika serikat, celananya dari amerika serikat sepatunya dari
india, peralatan mandi yang kita gunakan semuanya berbau asing seperti sampo
sunsilk di produksi oleh unilever milik orang jerman, sabun dari sinzui berasal
dari cina. Di lihat dari segi kendaraan berasal dari jepang.
Dari sketsa ini bahwa
tatanam sosial ini telah melabrak semua batas-batas identitas suatu negara atau
individu, dari sketsa ini bisa kita lihat bahwa inilah globalisasi. Pandangan
serupa yang telah di ungkapkan oleh winarno dengan mendefinisikan globalisasi
menjadi tiga bagian bahwa pertama bahwa globalisasi kesalingterhubungan,
integrasi dan kesalingterkaitan. Bisa di lihat dalam pendapat dari Lodge
mendefinisikan globalisasi sebagai proses menempatkan masyarakat dunia bisa
menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan mereka baik dalam
budaya, politik, lingkungan, teknologi. Sedangkan Amal mengemukakan bahwa
globalisasi merupakan proses munculnya
masyarakat global yaitu suatu dunia yang baik dan ideologis dan
lembaga-lembaga politik dunia. Sedangkan Anthony Giddens menagrtikan bahwa
globalisasi merupakan menyatunya ruang dan waktu, ahli geografi mendefinisikan
globalisasi melibatkan kompresi ruang dan waktu dengan kata lain bahwa
penyusutan dunia.
Albrow mendefinisikan
globalisasi merupakan sebuah proses yang menggiring dunia menuju
interdependensi dan kesadaran bersama yang lebih besar dalam bidang ekonomi,
politik dan sosial dan diantara pelakunya secara umum. Sedangkan cox
mendefinisikan globalisasi merupakan sebua asosiasi dengan neoliberalisme dan
solusi teknokratis terhadap pembangunan dan refomasi ekonomi. Selain itu
globalisasi bisa di jadikan sebagai sebua asosiasi ideologi dengan berbagai
turunan yang beragam. Akan tetapi, saat ini globalisasi sering di identikkan
dengan kapitalisme. Sebab globalisasi merupakan anak kandung dari kapitalisme.
Dari berbagai definisi
yang telah di urai, yang relevan dengan tulisan ini adalah bahwa globalisasi
merupakan sebuah ideologi yang tunggal untuk menyatukan sebuah dunia yang telah
terpencar-pencar dalam satu kesatuan dalam mengambil sebuah kebijakan dan
praktik politik untuk menundukkaan berbagai budaya yang telah ada di dunia.
Selain itu globalisasi sebuah proyek besar yang dilakukan oleh sekelompok orang
tertentu untuk melakukan rekayasa terhadap dunia termasuk kapitalisme dan
derivatifnya untuk mewujudkan sebuah kehidupan sosial yang bersifat universal.
C.
Ciri-ciri
Globalisasi
Dalam wikipedia
menjelaskan ciri-ciri globalisasi sebagai berikut:
1.
Adanya peningkatan dalam perdagangan
internasional pada tingkat yang lebih cepat di bandingkan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi dunia.
2.
Peningkatan arus kapital international,
termasuk penanaman modal asing langsung.
3.
Tingginya arus data lintas batas, dengan
menggunakan teknologi internet telepon dan satelit komunikasi.
4.
Persebaran budaya yang lebih pesat,
misalnya melalui ekspor film hollywood dan bollywood.
5.
Berkuarangnya keberagaman kebudayaan
global dengan adanya asimilasi, hibridisasi westernisasi, dan amerikanisasi
kebudayaan.
6.
Erosi kedaulatan bangsa dan batas-batas
teritorialnya melalui perjanjian international oleh organisasi semacam WTO.
7.
Meningkatnya perjalanan wisata
international
8.
Meningkatnya arus imigrasi, termasuk
imigrasi yang ilegal
9.
Pertkembangan infrastruktur
telekomunikasi global.
10. Perkembangan
sistem finansial global.
11. Peningkatan
porsi perekonomian dunia yang di kuasi oleh korporasi multinasional.
12. Meningkatnya
peran-peran organisasi internasional semacam WTO, WIPO, IMF yang mengurusi
transaksi-transaksi internasional.
13. Meningkatnya
jumlah standar yang diterapkan secara global, misalnya tentang hak cipta.
D.
Pembangunan
Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma
besar, modernisasi dan ketergantungan (Lewwellen 1995, Larrin 1994, Kiely 1995
dalam Tikson, 2005). Paradigma modernisasi
mencakup teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan
teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan.
Paradigma ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan
(under-development) ketergantungan (dependent development) dan sistem dunia
(world system theory) sesuai dengan klassifikasi Larrain (1994). Sedangkan
Tikson (2005) membaginya kedalam tiga klassifikasi teori pembangunan, yaitu
modernisasi, keterbelakangan dan ketergantungan. Dari berbagai paradigma
tersebut itulah kemudian muncul berbagai versi tentang pengertian pembangunan.
Pengertian pembangunan
mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang
paling tepat mengartikan kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang
pembangunan telah berkembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik
(Durkheim, Weber, dan Marx), pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow,
strukturalisme bersama modernisasi memperkaya ulasan pendahuluan pembangunan
sosial, hingga pembangunan berkelanjutan. Namun, ada tema-tema pokok yang
menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan dapat diartikan sebagai
`suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak
secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya
yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004). Tema pertama adalah
koordinasi, yang berimplikasi pada perlunya suatu kegiatan perencanaan seperti
yang telah dibahas sebelumnya. Tema kedua adalah terciptanya alternatif yang
lebih banyak secara sah. Hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan hendaknya
berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan. Ada pun
mekanismenya menuntut kepada terciptanya kelembagaan dan hukum yang terpercaya
yang mampu berperan secara efisien, transparan, dan adil. Tema ketiga mencapai
aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti pembangunan harus berorientasi
kepada pemecahan masalah dan pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.
Mengenai
pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam
seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda
oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya,
Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan
bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy
Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Siagian (1994)
memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian
usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa (nation
building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita
(1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses
perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana”.
Pada awal
pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya pemikiran yang
mengidentikan pembangunan dengan perkembangan, pembangunan dengan modernisasi
dan industrialisasi, bahkan pembangunan dengan westernisasi. Seluruh pemikiran
tersebut didasarkan pada aspek perubahan, di mana pembangunan, perkembangan,
dan modernisasi serta industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur
perubahan. Namun begitu, keempat hal tersebut mempunyai perbedaan yang cukup
prinsipil, karena masing-masing mempunyai latar belakang, azas dan hakikat yang
berbeda serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanya
merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi
Bratakusumah, 2005).
Pembangunan (development)
adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik,
ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya
(Alexander 1994). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai
transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan
yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Menurut Deddy T.
Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai
transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi,
misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang
cepat di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan
nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi
semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan
modernisasi ekonomi. Transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian
kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya
sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih,fasilitas
rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Sedangkan
transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan bangkitnya
semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan
norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan spiritualisme ke
materialisme/sekularisme. Pergeseran dari penilaian yang tinggi kepada
penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional menjadi organisasi modern dan
rasional.
Dengan demikian,
proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi,
sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro
(commuinity/group). Makna penting dari pembangunan adalah adanya
kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.
Sebagaimana
dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah sumua
proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana.
Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya
pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Dengan semakin
meningkatnya kompleksitas kehidupan masyarakat yang menyangkut berbagai aspek,
pemikiran tentang modernisasi pun tidak lagi hanya mencakup bidang ekonomi dan
industri, melainkan telah merambah ke seluruh aspek yang dapat mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, modernisasi diartikan sebagai proses
trasformasi dan perubahan dalam masyarakat yang meliputi segala aspeknya, baik
ekonomi, industri, sosial, budaya, dan sebagainya.
Oleh karena
dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang mengarah pada
perbaikan, para ahli manajemen pembangunan menganggapnya sebagai suatu proses
pembangunan di mana terjadi proses perubahan dari kehidupan tradisional menjadi
modern, yang pada awal mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat
modern, menggantikan alat-alat yang tradisional.
Selanjutnya
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu-ilmu sosial, para
Ahli manajemen pembangunan terus berupaya untuk menggali konsep-konsep
pembangunan secara ilmiah. Secara sederhana pembangunan sering diartikan sebagai
suatu upaya untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik. Karena perubahan yang
dimaksud adalah menuju arah peningkatan dari keadaan semula, tidak jarang pula
ada yang mengasumsikan bahwa pembangunan adalah juga pertumbuhan. Seiring dengan
perkembangannya hingga saat ini belum ditemukan adanya suatu kesepakatan yang dapat menolak
asumsi tersebut. Akan tetapi untuk dapat membedakan keduanya tanpa harus
memisahkan secara tegas batasannya, Siagian (1983) dalam bukunya Administrasi
Pembangunan mengemukakan, “Pembangunan sebagai suatu perubahan, mewujudkan
suatu kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari
kondisi sekarang, sedangkan pembangunan sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan
kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif dan merupakan sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam
pembangunan.”
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pada dasarnya pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti
bahwa pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan
terjadi sebagai akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat
berupa pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement)
dari aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.
E.
Pembangunan
dan Globalisasi
Dari uraian di atas tentang pembangunan bahwa
seperangkat usaha manusia untuk mengarahkan perubahan sosial dan kebudayaan
sesuai dengan tujuan berbangsa dan bernegara yaitu mencapai pertumbuhan
peradaban manusia dan kebudayaan dengan target yang telah ditentukan. Dari
defenisi ini bahwa negara memiliki peran dalam mewujudkan pembangunan atau
dengan membenahi kesejahteraan masyrakatnya.
Dari paradigma pembangunan ini bahwa negara
mengintervensi program-program pembangunan termasuk sistem pemasaran produk. Sehingga
negara memberikan regulasi tersendiri terhadap produk-produk yang akan beredar
di dalam pasar.
Tapi kanyataanya dengan kapitalisme global saat ini
peran negara menjadi sangat kurang dengan merebaknya sistem perdagan bebas yang
terjadi saat ini negara tidak memiliki peran penting bahkan kedaulatan bangsa
semakin berkurang. Selain itu pembangunan secara fisik dan jasa merebak di
berbagai lini dengan menjamurnya para investor-investor asing di berbagai
negara. Selain itu globalisasi menekankan pengembangan industrialisasi dan
sistem eksploitasi pada negara berkembang, untuk menyediakan bahan baku dan
sumber tenaga kerja yang sangat murah. Dengan sistem perdagangan bebas yang dia
ciptkan sebagai skenario terhadap ekonomi global yang bebaskan justru menjadi
ancaman yang sangat mengerikan dengan memprivatisasi sumber daya alam yang bisa
di gunakan untuk hajat orang banyak. Dan sistem subsidi terhadap rakyat miskin
di hilangkan. Kondisi yang seperti ini sangat memprihatingkan khusus bagi
negara berkembang sebab negara berkembang hanya mengikuti jejak-jejak negara
maju. Bahkan negara maju mengintervensi negara berkembang supaya tetap dalam
kondisi yang membeo terhadaap perkembangan ekonomi dunia saat ini.
Sistem globalisasi yang bereorentasi terhadap pembangunan
sistem ekonomi dunia yang homogen di bawah koordinasi badan PBB (Perserikatan
bangsa-bangsa) dengan lembaga Word Bank,
International monetary fund, word trade organisation. Sistem ekonomi dunia
di kendalikan oleh lembaga tersebut. Sistem pembangunan berkelanjutan yang di
canangkan oleh ketiga badan PBB tersebut hanya sebagai mitos belaka yang
berwawasan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan bersama. Slogan ini
merupakan jargon untuk memuluskan agenda para konglemerat dunia untuk menjajah
suatu bangsa.
F.
Global
Village : sebagai rekayasa terhadap pembangunan
Dengan sistem ekonomi dunia yang menyatunya ruang dan
waktu yang telah lepas kendali dengan arus informasi dan teknologi dari hegemoni kapitalisme melahirkan sebuah
kongsi-kongsi koorporasi menciptakan perusahaan multigroup.
Perkembangan global
village bisa di lihat dari perserikatan yang telah terbentuk saat ini
seperti perkempulan NAFTA (Nort American
free Trade Association) yan pada
akhirnya di ikuti oleh seluruh negara Amerika Selatan. Mengadopsi mata uang
dolar sebagai mata uang asing yang berdampingan dengan mata uang nasional
mereka, setelah itu oleh perkumpulan negara-negara eropa yang tergabung dalam
Uni-Eropa. Perkumpulan ini mengenal lintas pertukaran uang UERO. Sistem seperti
ini berada pada suatu kesatuan komando yang terpadu dengan konstitusi yang
tunggal.
Model-model seperti merupakan sebuah perkampungan
global yang hanya bisa di rasakan oleh para konglemerat-kongmelerat suatu
negara keuntungan-keuntungan hanya di miliki oleh golongan tertentu sementara dampak negatif dari ekonomi global
langsung di rasakan oleh para rakyat-rakyat kecil.
bersambung
DAFTAR PUSTAKA
Adi, M. Ramadhan. 2005. Globalisasi: Skenario Mutkhir
Kapitalisme. Al Ashar Press.
Danzin, Andre
dan Yves Brunvick. 2005. Lahirnya Sebuah Peradaban Gonjangan Globalisasi. Di
terjemahkan oleh PeMad. Yogyakarta: Kanisius
Gilpin, Jean Millis dan Robert Gilpin. 2002. Tantangan
Kapitalisme Global Ekonomi dunia Abad 21. Di terjemahkan oleh Arismunandar dan
Dudy Priatna. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Giddens, Anthony. 2003. Runaway Word Dunia Lepas
Kendali. Di terjemahkan oleh Andry kristiwan. S dan Yustina Koen. S. jakarta:
Gramedia
Hardimn, F. Budi. 2012. Pemikiran-pemikiran yang
membentuk Dunia Modern (Dari Machiavelli sampai Nietzche). Jakarta: Erlangga.
Kruijt, Dirk dan Phillip Quarles Van Ufford Frans
Husken. 1989. Tendensi dan Tradisi dalam Sosiologi Pembangunan. Di terjemahkan
oleh R.G. Soekadijo. Jakarta: Gramedia.
M. Heslin, James. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan
Membumi. Di terjemahkan oleh Prof Kamanto Sunanto. Jakarta : Erlangga
Mulyanto, Dede. 2012. Antropologi Marx: Karl Marx
masyarakat dan kebudayaan. Bandung: Ultimus.
Artikel/Jurnal/internet :
Mysampean.blogspot.com
Dhieb-zone.blogspot.com
www. Nosr-Mesir.co.cc
Jurnal Prisma: Senjakala Kapitalisme & krisis
demokrasi