Senin, 11 Juni 2012

Resensi Buku Dari Jendela Hauzah


Dari jendela Hauzah adalah sebuah novel yang di tulis Otong Sulaeman yang di terbitkan oleh Mizania pada tahun 2010 cetakan pertama. Buku ini memiliki jumlah halaman 450 lembar. Dari buku ini banyak pelajaran harus di petik dari setiap lakon tokoh dalam novel ini. Tokoh dalam novel ini adalah Asep, Alifia, Kang Maman, Dewa, Danial, Wafa, orang tua dewa, orang tua Danial, Mohsen, Dani Haryana Mahardika (ayah Alifia), Syeikh Abdullah, Syafiq, Marteen, Syeikh Behjat, Orang tua Asep, mehdi, Ali, Kadir, Nagres. Mungkin inilah para tokoh dari novel ini sebab mungkin masih ada tokoh lain yang luput dari ingatanku. Dari rangkaian cerita yang ada dalam novel tersebut merupakan rangkaian narasi imajinasi yang menggambarkan latar belakan Iran dalam sebuah universitas di Hujjatiah salah satu kota di Iran. Dari tingkat imajinasi tersebut penulis mampu membawa pembaca ke dalam sebuah imajinasi mengenai Iran yang bangunannya masih berkarakter tradisional sisa-sisa dari pra Sejarah dan Peperangan Iran dan Irak. Iran merupakan negara yang tertinggal secara Teknologi sebab hanya orang-orang yang berduit yang bisa memiliki sebuah HP dan Iran juga merupakan negara yang selalu mengalami kemacetan seperti yang Jakarta tapi tak separah dengan Jakarta. Penduduk Iran terkhusus pada Birokratnya merupakan manusia yang tak cukup ramah pada tamu-tamunya akan tetapi di balik semua itu adalah sebuah kelembutan yang tersimpan di dalam setiap jiwanya mungkin itulah Iran. Dari setting cerita dalam buku ini terdapat 3 bagian dalam novel ini yaitu : Perjalanan Romansa Cinta kisah dalam novel ini di buka dengan dengan kisah percintaan Asep dan Alifia yang tak mendapat restu dari orang tua Alifia pak Dani atas Keputusan Asep yang akan berangkat Belajar di Iran. Sebab Pak dani memiliki rencana khusus buat Asep apabila ingin mempersunting Alifia kelak dengan menawarkan pekerjaan kepada Asep untuk mendapatkan kehidupan yang layak buat masa depannya. Akan tetapi pasangan ini memiliki rencana lain. Asep berangkat ke Iran untuk melanjutkan studinya dan mengorbankan hubungannya dengan Alifia akan tetapi hubungan keduanya tidak pernah berakhir namun mengalami kerenggangan dengan jarak yang memisahkan dan selain itu komunikasi sangat sulit sebab Telekomunikasi dan Informasi masih sangat Sulit di jangkau oleh kalangan bawah. Akan tetapi kedua orang ini tetap menjalin hubungan komunikasi lewat surat menyurat. Hari-hari Asep selalu di bayang-bayangi dengan kehidupan Alifia saat bersamanya, begitupun sebaliknya dengan Alifia yang selalu merindukan Asep yang terukir dalam setiap surat Alifia yang penuh dengan ratapan dan Keperihan yang dirasakan oleh Alifia. Ada hal yang unik dalam Kepergian Asep ke Iran, ayah Alifia mulai berubah. Dia mulai belajar Agama dari Ustadnya Asep yang di benci dulu selain itu hubungan keduanya mulai di Restui Akan tetapi Asep bertindak sebaliknya Asep mencoba melupakan Alfia dengan melakukan nasar tidak membuka surat-surat dari Alifia yang membuatnya untuk selalu mengingatnya. Namun ada hal lain yang sangat penting dari surat itu yang akan membuat Asep menyesal. Hingga pada suatu ketika Asep mulai membaca surat demi surat Alifia yang mengabarkan dirinya mengalami kanker hati yang sudah akut hingga surat terakhir yang memiliki Amplop yang berbeda dari surat-surat sebelumnya yaitu surat ayah Alfia yang mengabarkan Kematian Alifia akibat kanker Hati tersebut. Setelah membaca surat itu Asep nangis terseduh-seduh hingga pingsang sampai pagi hari. Di hari yang sama, Teman Asep yang bernama Syafiq datang Ke Asep untuk mencurahkan kesedihannya tentang istrinya yang telah menikah dengan sahabatnya sendiri akibat sebuah peristiwa lupa yang di alami saat melaksanakan ibadah Haji di tanah suci yang tidak melaksanakan tawaf. Sehingga berdasarkan mashab iman Jafar, orang yang tidak melaksanakan tawaf tersebut haram Hukumnya untuk menggauli istrinya. Untuk lebih lengkapnya baca sendiri Studi Teologis Dalam novel ini menceritakan seorang anak Indonesia yang merantau untuk belajar di Negeri Iran. Dalam lakon cerita di novel ini, penulis menyisipkan sebuah pelajaran yang sangat berarti tentang pelajaran Teologis yang tergambar dalam sub-sub tema yang di bangun dalam Novel tersebut. Dan buku sangat tepat kepada orang-orang yang ingin belajar dengan filsafat terkhusus pada pelajaran filsafat Islam. Karena dalam novel menggambarkan sifat-sifat Tuhan dan cara membuktikan keberadaan Tuhan. Selain itu menawarkan sebuah konsep bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan yang nakal tentang sebuah Agama dan Tuhan. Rekayasa Bom Bali Dalam novel penulis juga menceritakan sebuah peristiwa Bom Bali yang mengorbankan dua pengusaha minyak yang di anggap memiliki jaringan Zionis yang membantu pendanaan atas Krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Hingga salah satu dari anak Pengusaha tersebut di tangkap oleh Polisi Iran yang Bernama Danial karena dianggap terlibat dalam sindikat dan Kerjasama terhadap penguasaha tersebut. Untuk lebih jelasnya silahkan baca sendiri bukunya sebab dalam ulasan saya tulis belum cukup untuk menggambarkan isinya secara gamblang sebab membaca bukunya lebih menarik di banding membaca ulasan ini. Dari cerita yang di tuangkan oleh penulis dalam buku ini masih mengambang di bagian-bagian terakhir dalam novel ini. Banyak yang membutuhkan lanjutan di mana kasus Daniel yang tidak mengalami kejelasan. Apakah Daniel di hukum mati atau tidak. Berdasarkan deskripsi cerita yang di bangun oleh penulis seharusnya membutuhkan sebuah jilid 2 (kedua) atau bab selanjutnya dari keberlanjutan cerita dari Asep.