Kamis, 06 Juni 2013
Selasa, 28 Mei 2013
PUISI (Malam)
Malam
oleh :Sampean
Ku obati kesunyian malam ini dengan kata-kata
dengkuran-dengkuran malam menyelimuti jiwa
tersayat luka kesepian
sorotan lampu menutupi kegelapan
menghempaskan malam
Malam.....
dengar Kisahku
ohhh..... malam
aku kesepian
aku jenuh...
aku lelah
ku Ingin menyatu dengan dingin
seperti dirimu bersama patahan ini
ku rindu pada jiwa yang terlelap, kesunyian
indahnya kesendirian itu
ohhh...malam
kenapa Mesti sunyi
kau terdiam
tersenyum beku
apakah kau marah padaku
malam dengarkan ceritaku
Kenapa kau membisu
sudahlah.....
apa kau benci padaku
ataukah aku terlalu berharap padamu malam
biarlah semuanya sampai disini
seperti engkau menghilangnya cahayamu
oleh :Sampean
Ku obati kesunyian malam ini dengan kata-kata
dengkuran-dengkuran malam menyelimuti jiwa
tersayat luka kesepian
sorotan lampu menutupi kegelapan
menghempaskan malam
Malam.....
dengar Kisahku
ohhh..... malam
aku kesepian
aku jenuh...
aku lelah
ku Ingin menyatu dengan dingin
seperti dirimu bersama patahan ini
ku rindu pada jiwa yang terlelap, kesunyian
indahnya kesendirian itu
ohhh...malam
kenapa Mesti sunyi
kau terdiam
tersenyum beku
apakah kau marah padaku
malam dengarkan ceritaku
Kenapa kau membisu
sudahlah.....
apa kau benci padaku
ataukah aku terlalu berharap padamu malam
biarlah semuanya sampai disini
seperti engkau menghilangnya cahayamu
Senin, 11 Februari 2013
SOSIOLOGI KEPENDUDUKAN
PROBLEM
KEPENDUDUKAN INDONESIA
Sampean
096614128
A.
Latar
Belakang
Jumlah penduduk di
Indonesia pada Tahun 2010 telah mencapai 237.641.326 orang. Angka ini
menempatkan Indonesia pada posisi yang keempat setelah Cina, India, dan Amerika
Serikat. Tingginya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami sebuah
resiko tersendiri dengan munculnya berbagai persoalan yang di hadapi oleh
bangsa ini. Tingginya jumlah penduduk yang di alami oleh Indonesia tidak di
sertai oleh penyebaran penduduk yang merata dengan melihat luas wilayah
Indonesia yang ada. Sebab jumlah penduduk yang terbesar di Indonesia berada di
daerah Jawa. Selain pusat pembangunan tidak merata di setiap provinsi dan
daerah sehingga masyarakat untuk melakukan migrasi. Kondisi ini menunjukkan
kepadatan penduduk di Indonesia tidak seimbang. Dari ketidakseimbangan ini
memicu berbagai persoalan masalah kependudukan di Indonesia.
Persoalan kependudukan
ini telah di ungkapkan oleh Malthus bahwa jumlah penduduk yang besar atau
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan krisis pangan
sebab jumlah penduduk yang besar yang tidak di barengi dengan pertumbuhan ekonomi
akan mengakibatkan sebuah kemiskinan pada suatu Negara. Wabah kelaparan akan menjadi semakin meningkat
sebab keterbatasan ketersediaan pangan.
Dengan ledakan jumlah
penduduk yang sulit di kendalikan namun sebaliknya lahan pertanian dan
perkebunan semakin sempit karena banyak wilayah Indonesia menjadi beralih
fungsi pemukiman karena keterbatasan wilayah. Hal ini sangat Nampak bahwa kota-kota
di Indonesia berdiri di atas areal persawahan dan rawah. Dampak dari
pembangunan pemukiman ini yang tidak terencana akan mengakibatkan banjir sebab
wilayah penyerapan air telah menjadi dangkal, sehingga mengakibatkan air
meluap. Pemandangan ini bisa kita lihat-lihat kota besar di Indonesia seperti
Jakarta yang telah berubah dengan belantara gedung yang setiap Tahunnya di
landa banjir.
Dari faktor ini juga
sumber pendapatan Negara dari hasil pertanian khususnya sumber kebutuhan pokok
seperti padi semakin menurun dari tahun 2010. Produktifitas Padi mencapai 66,
47 juta ton di prediksi akan menurun pada tahun 2011 sebesar 1, 67 persen atau
setara dengan 1,08 juta ton. Penurunan ini di akibatkan oleh pengurangan jumlah
wilayah persawahan yang di gunakan untuk daerah pemukiman dan industry. Jika di
bangdingkan pada era pemerintahan
Suharto Indonesia mampu menjadi Negara swasembada beras karena jumlah
wilayah persawahan dan pertanian belum beralih fungsi.
Krisis ini semakin
Nampak keluarnya sebuah kebijakan pemerintah saat ini dengan mengimpor Beras
dan kedelasi untuk memenuhi pasokan beras dan kedelai dalam negeri karena produktivitas
padi dan kedelai dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan konsumsi dalam
negeri. Hal ini tidak lepas dari jumlah penduduk yang semakin meningkat.
Ledakan penduduk yang
terjadi di Indonesia memicu terjajdinya pemukiman-pemukiman yang kumuh dan
berdesak-desakan akan mengakibatkan tingkat kesehatan semakin rendah selain itu
pembiayaan terhadap kesehatan semakin meningkat. Jumlah pengangguran semakin
tinggi dengan ketersediaan lapangan kerja yang sangat minim. Berkaitan dengan
pemukiman yang padat merupakan sebuah ilustrasi terhadap proses migrasi yang
tidak merata di Indonesia yang memicu permasalahan yang baru.
Dengan berbagai macam
ilustrasi Masalah kependudukan yang telah terjadi di Indonesia pada dasarnya
merupakan permsalahan yang sangat sederhana akan tetapi memiliki dampak yang
cukup besar. sebab mengakibatkan ketidakseimbangan suatu Negara dalam upaya
pembangunannya. seperti yang di alami Indonesia saat ini. Hal ini bisa kita
lacak dari permasalahan kependudukan di Indonesia.
B.
Permasalahan
Kependudukan di Indonesia
1.
Jumlah dan Pertumbuhan penduduk
Perkembangan jumlah
penduduk di pengaruhi oleh tiga factor
yaitu tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi. Peristiwa kelahiran akan mengubah
sebuah keadaan komposisi penduduk suatu Negara atau daerah sebab angka kematian
akan menambah kuantitas penduduk. Selain itu, kematian dapat menambah jumlah penduduk suatu Negara
apabila tingkat kematian sangat kecil akan tetapi jika jumlah kematian rendah
akan mengakibatkan kuantitas jumlah penduduk suatu Negara sedangkan migrasi
memiliki juga pengaruh sebab migrasi akan menambah jumlah penduduk pada daerah yang di tuju sementara daerah
yang di tinggalkan akan mengalami pengurangan penduduk. Selain itu fungsi
migrasi yaitu untuk melakukan pemerataan penduduk. Selain dari akibat langsung
yang di timbulkan oleh factor pertumbuhan penduduk ini. Pertumbuhan penduduk
akan mengakibatkan ketidakseimbangan social seperti masalah ekonomi, pendidikan
dan lain-lain. Pengaruh ini bisa kita lihat dari pertumbuhan penduduk Indonesia.
Pada tahun 2010 jumlah
final pertembuhan penduduk Indonesia 237.641.326 orang yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 119.630.913 orang
dan perempuan sebanyak
118.010.413 . Jumlah itu tersebar di 33 provinsi dimana sekitar 57
persen dari jumlah penduduk
tersebut tinggal di Pulau Jawa.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia 10 tahun terakhir ini mengalami peningkatan
dengan pertumbuhan 1, 49% pada periode 10 tahun sebelumnya 1990 -2000. Laju
pertumbuhan penduduk pertahunnya sekitar 1,44%. Piramida penduduk
Indonesia tahun 2010
termasuk tipe expansive,
dimana sebagian besar penduduk
berada pada kelompok
umur muda. Bagian
tengah piramida cembung dan
bagian atas cenderung meruncing. Dengan model yang seperti ini akan
mengakibatkan sebuah risiko ketersediaan lapangan kerja yang memadai sebab usia
mudah merupakan sebuah usia yang sangat produktif akan tetapi keterbatasan lapangan kerja akan
mengakibatkan beban produktif karena akan menciptakan pengangguran di usia
mudah.
Namun disisi yang lain
merupakan sebuah keuntungan pada pihak pengusaha dan industry karena
ketersediaan tenaga kerja semakin banyak dengan jumlah upah atau gaji yang
rendah membuka ruang untuk eksploitasi terhadap tenaga kerja sebab kesempatan
kerja sangat sedikit dan daya saing semakin tinggi.
Selain itu angka
ketergantungan terhadap masyarakat pada usia produktif juga ikut berpengaruh
dalam sebuah pertumbuhan penduduk. Sebab usia yang tidak produktif lagi akan mejadi
beban bagi usia yang produktif dengan mengurangi rasio produktif dan
meningkatkan tingkat konsumsi, selain itu usia senja menambah beban Negara
dalam pembiayaan kesehatan bagi usia lansia.
2.
Kelahiran dan Kematian
Kelahiran adalah ukuran
tingkat kelahiran yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah angka
kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) dan angka kelahiran menurut
umur atau Age Specificity Fertility Rate (ASFR) . Berdasarkan dua kondisi di
atas dapatlah disebutkan beberapa masalah (terkait dengan SDM) sebagai berikut
:
a) Jika
fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas
kesehatanketimbang aspek intelektual.
b) Fertilitas
meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi akibatnya
bagi suatu negara berkembang akan menunjukan korelasi negatif dengan tingkat
kesejahteraan penduduknya.
Jika ASFR terus
meningkat maka akan berdampak kepada investasi SDM yang semakin menurun.
Jika Kematian adalah ukuran tingkat
kematian yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah angka kematian bayi
atau Infant Mortality Rate (IMR), Karena IMR merupakan salah satu indikator
yang penting yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat. Di samping itu IMR
dapat di pakai sebagai alat monitoring situasi kependudukan sekarang maupun
sebagai alat untuk mengidentifikasi kelompok umur penduduk tertentu yang
mempunyai resiko kematian tinggi.
Masalah yang muncul
akibat tingkat mortalitas adalah :
a)
Semakin
bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran pemerintah di
dalam menyediakan fasilitas penampungan.
b)
Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah
didalam penyediaan gizi yang memadai bagi anak-anak (Balita).
c)
Sebaliknya
apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi Indonesia
dimata dunia.
C.
Dampak
Permasalahan Kependudukan terhadap pembangunan
Kecepatan pembangunan
suatu Negara akan bergantung pada kualitas penduduknya sebab penduduk merupakan
subjek sekaligus objek dalam pembangunan. Sehingga kualitas penduduk terus di
dorong untuk maju untuk melakukan rekayasa terhadap sebuah kondisi social
seperti pemberdayaan penduduk melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan yang
mendukung.
Pemberdayaan sumber
daya alam sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas penduduk dalam mengolah
sember daya alam tersebut. Namun dalam konteks keindonesiaan kuantitas jumlah
penduduk Indonesia sangat tinggi akan tetapi tidak di barengi dengan
perkembangan kualitas individu penduduk sehingga mengalami sebuah ketimpangan.
Akibatnya sumber kakayaan alam Indonesia yang melimpah di olah orang asing
sehingga devisa Negara semakin berkurang sebab pendapatan Negara hanya pada
pendapatan pajak selebihnya itu di ambil oleh asing.
Hal ini terjadi karena
keterbatasan orang-orang Indonesia menguasai teknologi dan pemerataan
pendidikan masih sangat rendah. Untuk saat ini perlu di gunakan sebuah
indicator bahwa buta huruf saat ini
bukan lagi orang yang tidak mampu membaca dan menulis akan tetapi adalah orang-orang
yang tidak bisa mengunakan dan mengoprasikan teknologi. Selain itu akses untuk menjangkau
perkembangan teknologi sangat tinggi sehingga sulit di jangkau oleh-oleh
orang-orang Indonesia.
Peningkatan jumlah
kesejahteraan di Indonesia adalah merupakan sebuah persoalan dan menjadi
sebagai sebuah beban yang dianggap serius sebab saat ini Indonesia tingkat
pendapatan Per-Kapita yang rendah, dan
banyak masyarakat yang belum bisa hidup yang layak dan banyak usia yang
produktif masih sangat bergantung sama orang tua.
Angka kemiskinan yang
di keluarkan BPS RI Jumlah penduduk miskin
di Indonesia pada Maret
2012 mencapai 29,13 juta
orang (11,96 persen), berkurang 0,89 juta orang (0,53
persen) dibandingkan dengan penduduk
miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang
(12,49 persen). Namun, angka ini tidak berarti apa-apa sebab angka ini secara
kasat dalam masyarakat tidak mengalami perubahan apa-apa dengan melihat biaya
kesehatan yang semakin sulit di jangkau oleh masyarakat kalangan bawah
begitupun pendidikan. Sehingga fasilitas Negara sebenarnya hanya bisa di
nikmati oleh oleh kalangan tertentu.
D.
Kesimpulan
Banyak persoalan yang di hadapi oleh bangsa saat
ini tidak lepas dari sebuah perkembangan penduduk yang terus meningkat dan
penyebaran penduduk yang tidak merata sehingga memicu terjadinya gerak
mobilitas yang sangat lambat dan jumlah pengangguran yang semakin tinggi,
kesehatan yang rendah karena tingkat kematian bayi yang tinggi dan tingkat
kematian usia mudah juga relative tinggi sehingga akan memperlihatkan keburukan
pelayanan kesehatan.
Daftar Rujukan
Badan Pusat Statistik.2012. Laporan Bulanan Data
Sosial Ekonomi. Jakarta. (Februari)
Badan Pusat statistic.2012. Perkembangan
Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia (Maret)
Badan Pusat Statistik.2012. Berita Resmi
Statistik. No. 45/07/Th. XV, 2 Juli 2012
M. Henslin, James. 2007. Sosiologi dengan
Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga
Sumanto, kamanto. 2008. Pengantar Sosiologi.
Internet/artikel/jurnal
:
Jumat, 08 Februari 2013
Filsafat PAPAN: Pentingnya Wadah
Filsafat Papan: Pentingnya Tempat Tinggal
Sejarah
manusia adalah sejarah perjuangan untuk beradaptasi menaklukkan alam. Semua itu
di lakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal yang fundamental pada diri manusia
untuk bertahan hidup ketika mampu memenuhi kebutuhan primernya yaitu sandang,
papan dan pangan. Ketika hal ini merupakan suatu penopang kehidupan manusia di
muka bumi maka ketiga hal ini mesti
terpenuhi. Salasatu diantaranya adalah papan yang berhubungan dengan kebutuhan
tempat tinggal. Sejarah kehidupan manusia telah mencatat bahwa tempat tinggal sangat berperan penting dalam proses beradaptasi
dengan alam. Sebab, tempat tinggal
(Papan) menjadi wadah untuk berlindung dari kehidupan hewan yang buas, wadah
untuk berlindung dari kondisi cuaca yang selalu berubah-ubah, tempat
mengumpulkan bahan makanan, melangsungkan kehidupan dan mengatur sistem
sosialnya. Peranan papan ini berkembang sesuai dengan perkembangan pola pikir
dan kebutuhan manusia. perkembangan ini kita bisa telisik dengan mengamati
model-model bangunan yang ada di sekitar kita yang semakin maju.
Pada
intinya bahwa fungsi Papan adalah sentrum kegiatan manusia. Ibnu Khaldun juga
membahasakan bahwa puncak dari peradaban manusia adalah ketika menusia telah
menetap dan memiliki pusat-pusat kegiatan yang terjewantahkan dalam masyarakat
kota. Tapi jauh sebelum Ibnu Khaldun
membahasakan hal ini, Muhammad SAW telah menyadari sebuah pentingnya
pusat-pusat kegiatan Islam untuk menyebarkan agama Islam. Kesadaran ini membawa
nabi Muhammad Membangun Mesjid untuk di gunakan sebagai pusat kegiatan Umat
Islam. Fungsi Mesjid bukan hanya sebagai tempat ritualitas. Akan tetapi Mesjid
sebagai basis gerakan Material dan spiritual. Gerakan material merupakan fungsi
mesjid sebagai tempat untuk konsilidasi dan musyawarah umat Islam membahas
Problem dan dakwah penyebaran Islam. Sedangkan gerakan Basis spiritual, Mesjid
digunakan untuk melakasanakan ritualitas umat Islam seperti pelaksanaan ibadah
dan ceramah umat Islam.
Berdasarkan deskripsi diatas, bahwa tempat tinggal
(Papan) betapa pentingnya sebuah wadah atau tempat untuk menghadirkan
pusat-pusat kegiatan untuk membangun, konsilidasi, dan menjalin hubungan solidaritas, egaliter dan fraternaity dalam membentuk jamaah yang
terintegrasi. Allah berfirman : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan akan mereka seperti
suatu bangunan yang kokoh. (QS. Ash
Shaff 61:4). Rasulullah SAW telah memberikan gambaran kepada kita pentingnya
membangun pusat kegiatan ummat, tanpa ada tempat, apakah bentuk rumah, masjid
atau biasa yang dikenal dalam terminologi administrasinya adalah Sekretariat, maka sudah dapat
dipastikan organisasi tersebut akan mengalami kesulitan dalam melakukan
konsolidasi, pengkajian apalagi membangun sebuah jamaah yang kokoh. Terkait
dengan hal ini salasatu sahabat nabi
yaitu Ali bin Abu Thalib juga pernah mengatakan Bahwa kebenaran yang tidak
terorganisir akan di kalahkan dengan kejahatan yang terorganisir. Hal ini di
buktikan dengan keberadaan komunitas kreatif Zionis yang berhasil membentuk
negara Israel dan memerangi Palestina.
Senin, 04 Februari 2013
Study literatur sosial
REVIEW
BUKU : TEORI-TEORI KEBUDAYAAN
Judul Buku :
Teori-teori kebudayaan
Penulis :
Herwanto, Nurul Huda, Bima Saptawasana, Haryanto Cahyadi, dkk.
Editor :
Mudji Sutrisno & Hendar Putranto
Penerbit :
Kanisius (Anggota IKAPI)
Tebal :
403 lembar
Harga :
Rp. 66.000
Setangkai bunga bisa
membawa makna romantisme sebagai tanda kasih sayang yang di berikan kepada
seseorang. Namun setangkai bunga itu bisa menjadi tanda persembahan kepada
orang yang telah tiada. Rangkaian menebarkan keindahan bagi yang memandangnya,
gadis akan luluh dengan persembahan bunga sebagai tanda cinta. Begitupun buku
teori-teori kebudayaan ini bisa mengantarkan kita pada sebuah cakrawala yang
luas terhadap perkembangan pengatahuan. Buku ini terangkai dari kumpulan
makalah yang fokus membahas teori-teori kebudayaan kontemporer. Buku ini menyadarkan kita sebuah
perkembangan diskurus pengetahuan barat yang belum kita pahami secara utuh.
Buku ini akan membawa kita pada serangkaian kutub untuk memahami tatanam
sosial.
Buku ini menyegarkan
dahaga akan keterbatasan literatur tentang teori-teori barat khususnya pada
bidang kebudayaan. Buku ini merupakan pangantar teori kebudayaan terkhusus pada
kajian strukturalisme. Selain itu buku ini membahas teori kebudayaan
kontemporer. Dari serangkaian makalah terkumpul menjadi sebuah kesatuan buku
yang terdiri dari 17 bab yang terdiri dari tiga bagian yaitu pertama, merupakan pengantar untuk masuk
ke dalam teori kontemporer sebab dalam bagian pertama ini merupakan pembahasan
teori kebudayaan klasik dengan mengulas pandangan kaum marxis dan pandangan
Talcot Parson. Penjelasan kaum marxis di gunakan pisau kritik terhadap ideologi
kapitalisme bahwa kehidupan merupakan sebuah proses dialektika yang pada
akhirnya akan mepcitakan sebuah tatanam yang humanistik atau masyarakat tanpa
kelas dan tanpa penindasan namun dalam perspektif bahwa lain kehadiran Talcot
Parson bahwa tatanam sosial ini merupakan keadaan yang ajek. Teori Talcot
Parson ini di kenal sebagai hukum Cybernetica
socius atau biasa di kenal taori AGIL (adaptation,
goal attainment, integration, latency). Harapan dari Parson dari teori ini
bahwa dengan teori ini mampu menjelaskan permasalahan sosial yang ada di dunia
saat ini sehingga menurut dia teorinya bisa
digunakan sebagai metode analisis.
Dalam tulisan selanjutnya
kedua teori ini mencoba di transformasikan ke dalam konteks keindonesiaan
dengan berbagai macam pendekatan seperti Marxisme, fungsionalisme Parsonian,
Durkhemian, fenomenologi dan etnomerodologi, struktaralisme, dan pasca
strukturalisme. Kemudian dalam bagian
ini juga memperkenalkan para tokoh-tokoh pendiri dari strukturalisme khususnya
Levis Strauss.
Kemudian bagian kedua bagian ini menjelaskan kebudayaan di
analogikan sebagai teks bahwa kebudayaan merupakan sebuah rangkain cerita yang
bisa di tafsirkan seperti teks kemudian dalam bagian ini di lengkapi dengan
mengunakan pendekatan psikonalisis Frued terhadap peran dan status individu
dalam sebuah kebudayaan.
Bagian, Ketiga dalam buku ini membahas tentang
kebudayaan modernisme pascamodernisme
sebagai respon terhadap dunia yang retak karena dalam tulisan ini
merupakan kritikan terhadap sebuah status quo. Kemudian dalam pembahasan
selanjutnya yaitu membahas peran dan identitas perempuan di ranah sosial yang
selama ini mengalami penindasan akibat dari sebuah konstruk sosial. Dalam
tulisan tersebut menantang kita untuk membuka cakrawala kita terhadap pandangan
terhadap perempuan dan kebutuhan akan hal yang normatif.
Satu hal yang tersulit
dalam buku ini adalah memahami secara utuh sebab buku ini merupakan bacaan
tingkat lanjut sebab dalam buku ini membutuhkan buku yang bahasanya yang lebih
ringan dan dalam menjelaskan kebudayaan. selain itu, dalam buku ini bersentuhan
dengan teori-teori kontemporer dalam membahas kebudayaan masih sulit untuk di pahami untuk pemula yang seperti saya ini.
Sekian atas
ketidaksempurnaan resensi ini sebab aku berada pada ketidaksempurnaan itu untuk
meresensi buku ini karena keterbatasan saya dalam memahami buku ini sekian dan
trimah kasih.
sAmPeAn
Minggu, 06 Januari 2013
Pesan dari kertas
Pesan
dari Kertas
Oleh sampean
Nenekku yang pernah mengingatkanku di
atas lembar kertas yang bernama Socrates hidup yang tak di renungi adalah hidup
yang tak layak untuk di jalani. Dia mengunkapkannya saat kami duduk bersama di
ruang kecil yang kami sewa untuk setahun. Hari
itu seolah aku tak punya apa-apa, orang yang berjalan di sampingku semua
menjadi asing bagiku, walau mereka aku aku kenal, sahabatku seolah pergi
menjauh tak peduli lagi kehidupanku, sebab mereka punya hidup sendiri, nasehat
mereka tidak lagi terengiang di telingaku, tawa mereka tak mampu lagi aku nikmati,
sebab keanehanku tak mampu lagi menampungnya, aku seolah membawanya ke lembah
jurang kemudian saya mendorongnya, kata-kata ku tak lagi punya makna bagi
mereka, sehingga aku teringat oleh kata-kata guruku bernama Niestche bahwa jika
agama membuatmu menjadi terpenjara, maka tinggalkanlah, tapi apabila agama itu
memberikan kamu sebuah kebebasan maka ikutilah, inilah adagium yang dia ungkapkan
padaku, yang memberikan sebuah pelajaran bagaimana menerima perlakuan manusia
dari setiap perilakunya yang menyakiti karena memiliki alasan yang kuat.
Tapi hari itu, aku hidup
seperti sebatang kara, seolah aku hidup sendiri dunia ini, disampingku
tak ada lagi yang membutuhkanku, ku coba untuk melangkah keluar dari ruang
kecil ku mencari udara yang segar, mencari kawan untuk bercerita aku tak
menemukan siapapun mereka terus menjauh dari diriku, tapi tiba-tiba muncul
seseorang yang berbadan tegak, kepalanya botak sebagian, bermata sipit
menyapaku dengan ramah, dia menepuk pundakku “sabar nak” kata Dia! seolah dia
mengerti segalah kegelisahan dan kesedihanku. Kemudian Dia melanjutkan
Perkataannya bahwa kamu memiliki segalanya, kau punya kelebihan yang tak di
miliki oleh orang lain, yang perlu kau lakukan adalah memulai sebab satu langkah
pertama lebih berarti dari seribu langkah terakhir. Mungkin hari ini kamu di
tinggalkan, tapi jangan pernah takut selama senyuman itu masih ada, sendiri
bukan berarti kamu harus menyerah akan tetapi kau harus bangkit mengingatkan
mereka bahwa kamu bisa tanpa mereka.
Sungguh bijak perkataan beliau, siapa
engkau berani menasehatiku, apalagi engkau tak mengenalku begitupun aku, lalu
Dia berkata mengenalmu bukan hal yang
penting, Tapi yang paling penting adalah menasehati mu sebab menasehati tak
mengenal waktu, siapa kau dan umur akan tetapi menasehati bagaimana kau tau
yang seharusnya” aku terdiam mendengarkan perkataan beliau, aku seperti meneguk
air menghapus segala ke hausan di telaga ku, kemudian aku bertanya dalam hati
“adakah orang seperti dia saat ini?” aku pun membawanya pergi walau aku tak
sempat mengenalnya tapi itu bukan masalah, biarkan anugerah itu menyatu dalam
diri yang merana.
Sungguh lelah hidup ini, semuanya datang dan pergi, aku
bingung terhadap semua ini seperti aku
memikirkan arah tujuan langkahku entah harus kemana! namun Adikku Naruto pernah
mengatakan sebelum Dia pergi menghadap ke pangkuan Sang Khalik bahwa “tempat
kita pulang adalah dimana ada orang yang selalu memikirkan kita” tapi dimanakah
aku menemukan orang-orang yang memikirkan ku.... sebuah makna filosofis yang
sulit aku tebak dan belum menemukan jawaban yang pasti seperti apa, orang yang memikirkan
dan apa yang dia pikirkan tentang aku. sebuah jejak yang terlintas di atas
cakrawala menembus nirwana kebijaksanaan langkah demi langkah mengantarkan ku
pada ruang yang kecil, terbentang kata-kata sebagai bentuk kata sandi untuk
membuka ruang yang tak terbatas bahwa “berjalanlah ke Arah cahaya supaya
bayang-bayang gelap selalu di belakang kita.”
Sebab dunia ini selalu menyediakan
sebuah kasih sayang, dari kasih sayang itu menjadi ikatan untuk menyatukan kita
untuk menuai makna kebenaran. Kebenaran yang menuntun
kita kepada sebuah ketenagan dan ketentraman pada jiwa yang terlelap dalam
kehampaan makna. Jangan pernah menjadi orang yang di definisikan oleh orang
lain tapi jadilah seperti selember kertas yang memberikan kehangatan oleh semua
pihak. aku teringat pada selember kertas ungkapan seorang sastrawan bernama
Paul Celho bahwa carilah legenda pribadimu sebab disana keajaiban itu ada pada
dirimu untuk mengubah dunia. Tapi sang guru Lao Tze pernah memberikan
ajaran-ajaran kepada muridnya bahwa jangan pernah berusaha untuk mengubah orang
lain sebab itu adalah kegagalan yang paling besar yang kau lakukan. Biarkan dia
mengalir seperti air. Pelajaran-pelajaran dalam diriku menghampar mengarungi
ruang imajinasi untuk ku melangkah jauh bahkan untuk terbang tinggi bersama
elang.
Pesan ini pesan kehidupan tentang sebuah
kebikjasanaan menempuh hidup yang arif. Hidup ini harus di tempuh dengan bertahap dalam lingkaran
kejujuran daan keikhlasan. Resapi kanyataan itu baik-buruk, keluh kesah, pahit
manis satukan dalam sebuah kehangatan kenikmatan filosofi kehidupan yang arif.
Itu semua adalah bumbuh kehidupan dengan kelesatan yang tiada tara jika kita
nikmati dengan cinta.
Langganan:
Postingan (Atom)