PROBLEM
KEPENDUDUKAN INDONESIA
Sampean
096614128
A.
Latar
Belakang
Jumlah penduduk di
Indonesia pada Tahun 2010 telah mencapai 237.641.326 orang. Angka ini
menempatkan Indonesia pada posisi yang keempat setelah Cina, India, dan Amerika
Serikat. Tingginya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami sebuah
resiko tersendiri dengan munculnya berbagai persoalan yang di hadapi oleh
bangsa ini. Tingginya jumlah penduduk yang di alami oleh Indonesia tidak di
sertai oleh penyebaran penduduk yang merata dengan melihat luas wilayah
Indonesia yang ada. Sebab jumlah penduduk yang terbesar di Indonesia berada di
daerah Jawa. Selain pusat pembangunan tidak merata di setiap provinsi dan
daerah sehingga masyarakat untuk melakukan migrasi. Kondisi ini menunjukkan
kepadatan penduduk di Indonesia tidak seimbang. Dari ketidakseimbangan ini
memicu berbagai persoalan masalah kependudukan di Indonesia.
Persoalan kependudukan
ini telah di ungkapkan oleh Malthus bahwa jumlah penduduk yang besar atau
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan krisis pangan
sebab jumlah penduduk yang besar yang tidak di barengi dengan pertumbuhan ekonomi
akan mengakibatkan sebuah kemiskinan pada suatu Negara. Wabah kelaparan akan menjadi semakin meningkat
sebab keterbatasan ketersediaan pangan.
Dengan ledakan jumlah
penduduk yang sulit di kendalikan namun sebaliknya lahan pertanian dan
perkebunan semakin sempit karena banyak wilayah Indonesia menjadi beralih
fungsi pemukiman karena keterbatasan wilayah. Hal ini sangat Nampak bahwa kota-kota
di Indonesia berdiri di atas areal persawahan dan rawah. Dampak dari
pembangunan pemukiman ini yang tidak terencana akan mengakibatkan banjir sebab
wilayah penyerapan air telah menjadi dangkal, sehingga mengakibatkan air
meluap. Pemandangan ini bisa kita lihat-lihat kota besar di Indonesia seperti
Jakarta yang telah berubah dengan belantara gedung yang setiap Tahunnya di
landa banjir.
Dari faktor ini juga
sumber pendapatan Negara dari hasil pertanian khususnya sumber kebutuhan pokok
seperti padi semakin menurun dari tahun 2010. Produktifitas Padi mencapai 66,
47 juta ton di prediksi akan menurun pada tahun 2011 sebesar 1, 67 persen atau
setara dengan 1,08 juta ton. Penurunan ini di akibatkan oleh pengurangan jumlah
wilayah persawahan yang di gunakan untuk daerah pemukiman dan industry. Jika di
bangdingkan pada era pemerintahan
Suharto Indonesia mampu menjadi Negara swasembada beras karena jumlah
wilayah persawahan dan pertanian belum beralih fungsi.
Krisis ini semakin
Nampak keluarnya sebuah kebijakan pemerintah saat ini dengan mengimpor Beras
dan kedelasi untuk memenuhi pasokan beras dan kedelai dalam negeri karena produktivitas
padi dan kedelai dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan konsumsi dalam
negeri. Hal ini tidak lepas dari jumlah penduduk yang semakin meningkat.
Ledakan penduduk yang
terjadi di Indonesia memicu terjajdinya pemukiman-pemukiman yang kumuh dan
berdesak-desakan akan mengakibatkan tingkat kesehatan semakin rendah selain itu
pembiayaan terhadap kesehatan semakin meningkat. Jumlah pengangguran semakin
tinggi dengan ketersediaan lapangan kerja yang sangat minim. Berkaitan dengan
pemukiman yang padat merupakan sebuah ilustrasi terhadap proses migrasi yang
tidak merata di Indonesia yang memicu permasalahan yang baru.
Dengan berbagai macam
ilustrasi Masalah kependudukan yang telah terjadi di Indonesia pada dasarnya
merupakan permsalahan yang sangat sederhana akan tetapi memiliki dampak yang
cukup besar. sebab mengakibatkan ketidakseimbangan suatu Negara dalam upaya
pembangunannya. seperti yang di alami Indonesia saat ini. Hal ini bisa kita
lacak dari permasalahan kependudukan di Indonesia.
B.
Permasalahan
Kependudukan di Indonesia
1.
Jumlah dan Pertumbuhan penduduk
Perkembangan jumlah
penduduk di pengaruhi oleh tiga factor
yaitu tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi. Peristiwa kelahiran akan mengubah
sebuah keadaan komposisi penduduk suatu Negara atau daerah sebab angka kematian
akan menambah kuantitas penduduk. Selain itu, kematian dapat menambah jumlah penduduk suatu Negara
apabila tingkat kematian sangat kecil akan tetapi jika jumlah kematian rendah
akan mengakibatkan kuantitas jumlah penduduk suatu Negara sedangkan migrasi
memiliki juga pengaruh sebab migrasi akan menambah jumlah penduduk pada daerah yang di tuju sementara daerah
yang di tinggalkan akan mengalami pengurangan penduduk. Selain itu fungsi
migrasi yaitu untuk melakukan pemerataan penduduk. Selain dari akibat langsung
yang di timbulkan oleh factor pertumbuhan penduduk ini. Pertumbuhan penduduk
akan mengakibatkan ketidakseimbangan social seperti masalah ekonomi, pendidikan
dan lain-lain. Pengaruh ini bisa kita lihat dari pertumbuhan penduduk Indonesia.
Pada tahun 2010 jumlah
final pertembuhan penduduk Indonesia 237.641.326 orang yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 119.630.913 orang
dan perempuan sebanyak
118.010.413 . Jumlah itu tersebar di 33 provinsi dimana sekitar 57
persen dari jumlah penduduk
tersebut tinggal di Pulau Jawa.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia 10 tahun terakhir ini mengalami peningkatan
dengan pertumbuhan 1, 49% pada periode 10 tahun sebelumnya 1990 -2000. Laju
pertumbuhan penduduk pertahunnya sekitar 1,44%. Piramida penduduk
Indonesia tahun 2010
termasuk tipe expansive,
dimana sebagian besar penduduk
berada pada kelompok
umur muda. Bagian
tengah piramida cembung dan
bagian atas cenderung meruncing. Dengan model yang seperti ini akan
mengakibatkan sebuah risiko ketersediaan lapangan kerja yang memadai sebab usia
mudah merupakan sebuah usia yang sangat produktif akan tetapi keterbatasan lapangan kerja akan
mengakibatkan beban produktif karena akan menciptakan pengangguran di usia
mudah.
Namun disisi yang lain
merupakan sebuah keuntungan pada pihak pengusaha dan industry karena
ketersediaan tenaga kerja semakin banyak dengan jumlah upah atau gaji yang
rendah membuka ruang untuk eksploitasi terhadap tenaga kerja sebab kesempatan
kerja sangat sedikit dan daya saing semakin tinggi.
Selain itu angka
ketergantungan terhadap masyarakat pada usia produktif juga ikut berpengaruh
dalam sebuah pertumbuhan penduduk. Sebab usia yang tidak produktif lagi akan mejadi
beban bagi usia yang produktif dengan mengurangi rasio produktif dan
meningkatkan tingkat konsumsi, selain itu usia senja menambah beban Negara
dalam pembiayaan kesehatan bagi usia lansia.
2.
Kelahiran dan Kematian
Kelahiran adalah ukuran
tingkat kelahiran yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah angka
kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) dan angka kelahiran menurut
umur atau Age Specificity Fertility Rate (ASFR) . Berdasarkan dua kondisi di
atas dapatlah disebutkan beberapa masalah (terkait dengan SDM) sebagai berikut
:
a) Jika
fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas
kesehatanketimbang aspek intelektual.
b) Fertilitas
meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi akibatnya
bagi suatu negara berkembang akan menunjukan korelasi negatif dengan tingkat
kesejahteraan penduduknya.
Jika ASFR terus
meningkat maka akan berdampak kepada investasi SDM yang semakin menurun.
Jika Kematian adalah ukuran tingkat
kematian yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah angka kematian bayi
atau Infant Mortality Rate (IMR), Karena IMR merupakan salah satu indikator
yang penting yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat. Di samping itu IMR
dapat di pakai sebagai alat monitoring situasi kependudukan sekarang maupun
sebagai alat untuk mengidentifikasi kelompok umur penduduk tertentu yang
mempunyai resiko kematian tinggi.
Masalah yang muncul
akibat tingkat mortalitas adalah :
a)
Semakin
bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran pemerintah di
dalam menyediakan fasilitas penampungan.
b)
Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah
didalam penyediaan gizi yang memadai bagi anak-anak (Balita).
c)
Sebaliknya
apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi Indonesia
dimata dunia.
C.
Dampak
Permasalahan Kependudukan terhadap pembangunan
Kecepatan pembangunan
suatu Negara akan bergantung pada kualitas penduduknya sebab penduduk merupakan
subjek sekaligus objek dalam pembangunan. Sehingga kualitas penduduk terus di
dorong untuk maju untuk melakukan rekayasa terhadap sebuah kondisi social
seperti pemberdayaan penduduk melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan yang
mendukung.
Pemberdayaan sumber
daya alam sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas penduduk dalam mengolah
sember daya alam tersebut. Namun dalam konteks keindonesiaan kuantitas jumlah
penduduk Indonesia sangat tinggi akan tetapi tidak di barengi dengan
perkembangan kualitas individu penduduk sehingga mengalami sebuah ketimpangan.
Akibatnya sumber kakayaan alam Indonesia yang melimpah di olah orang asing
sehingga devisa Negara semakin berkurang sebab pendapatan Negara hanya pada
pendapatan pajak selebihnya itu di ambil oleh asing.
Hal ini terjadi karena
keterbatasan orang-orang Indonesia menguasai teknologi dan pemerataan
pendidikan masih sangat rendah. Untuk saat ini perlu di gunakan sebuah
indicator bahwa buta huruf saat ini
bukan lagi orang yang tidak mampu membaca dan menulis akan tetapi adalah orang-orang
yang tidak bisa mengunakan dan mengoprasikan teknologi. Selain itu akses untuk menjangkau
perkembangan teknologi sangat tinggi sehingga sulit di jangkau oleh-oleh
orang-orang Indonesia.
Peningkatan jumlah
kesejahteraan di Indonesia adalah merupakan sebuah persoalan dan menjadi
sebagai sebuah beban yang dianggap serius sebab saat ini Indonesia tingkat
pendapatan Per-Kapita yang rendah, dan
banyak masyarakat yang belum bisa hidup yang layak dan banyak usia yang
produktif masih sangat bergantung sama orang tua.
Angka kemiskinan yang
di keluarkan BPS RI Jumlah penduduk miskin
di Indonesia pada Maret
2012 mencapai 29,13 juta
orang (11,96 persen), berkurang 0,89 juta orang (0,53
persen) dibandingkan dengan penduduk
miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang
(12,49 persen). Namun, angka ini tidak berarti apa-apa sebab angka ini secara
kasat dalam masyarakat tidak mengalami perubahan apa-apa dengan melihat biaya
kesehatan yang semakin sulit di jangkau oleh masyarakat kalangan bawah
begitupun pendidikan. Sehingga fasilitas Negara sebenarnya hanya bisa di
nikmati oleh oleh kalangan tertentu.
D.
Kesimpulan
Banyak persoalan yang di hadapi oleh bangsa saat
ini tidak lepas dari sebuah perkembangan penduduk yang terus meningkat dan
penyebaran penduduk yang tidak merata sehingga memicu terjadinya gerak
mobilitas yang sangat lambat dan jumlah pengangguran yang semakin tinggi,
kesehatan yang rendah karena tingkat kematian bayi yang tinggi dan tingkat
kematian usia mudah juga relative tinggi sehingga akan memperlihatkan keburukan
pelayanan kesehatan.
Daftar Rujukan
Badan Pusat Statistik.2012. Laporan Bulanan Data
Sosial Ekonomi. Jakarta. (Februari)
Badan Pusat statistic.2012. Perkembangan
Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia (Maret)
Badan Pusat Statistik.2012. Berita Resmi
Statistik. No. 45/07/Th. XV, 2 Juli 2012
M. Henslin, James. 2007. Sosiologi dengan
Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga
Sumanto, kamanto. 2008. Pengantar Sosiologi.
Internet/artikel/jurnal
:
0 komentar:
Posting Komentar