Sepak
Bola: Mirror Kerumunan Integrasi
Prematur
Oleh
: Sampean
Pesona rumput hijau dan si kulit bundar
menyedot pehatian para masyarakat dunia itulah sepak Bola yang menjadi Olah
Raga yang paling Favorit dunia. Sebab, Sepak bola menyuguhkan sebuah keindahan
dan persatuan yang di tampilkan oleh para gladiator lapangan. Para gladiator
selalu menampilkan permainan yang apik dengan pertarungan Taktik, strategik, skill individu, dan kekompakan untuk
menjadi yang terbaik di lapangan Hijau. Selain itu, penikmat Sepak Bola bukan
hanya di kalangan tertentu tapi semua kalangan baik dari anak-anak, orang tua
maupun kalangan perempuan dan Sepak Bola
merupakan olahraga yang paling terjangkau, sebab sepak bola bisa menjadi
Olahraga yang paling murah sekaligus Olahraga yang paling Elit hingga harus
menelan biaya triliunan dolar untuk menyelenggarakan perhelatannya.
Perhelatan sepak bola memiliki
tingkatan-tingkatan tertentu dengan berbagai macam Turnamen dan pertandingan sesuai dengan peraturan FIFA. Kompitisi sepak bola secara
umum memiliki dua bentuk yaitu pertandingan berdasarkan klup dan Negara. Akan
tetapi, perhelatan yang paling menyedot perhatian
publik adalah Perhelatan Piala Dunia, EURO, dan Liga Champions dan Pertandingan
dalam antar Regional.
Tapi satu hal yang tidak bisa di nafikan
dalam sepak bola adalah para penonton sebagai pemain kedua dari sepak Bola. Sebab,
Sepak Bola sangat di tentukan oleh Eksistensi dari para penonton dan
penggemarnya. Para penonton juga turut menentukan atas suksesnya sebuah
pertandingan selain itu penonton menambah spirit para gladiator lapangan
semakin bertambah karena para penonton memberikan nilai lebih terhadap pemain.
Walaupun demikian, para penonton dengan kata lain para penggemar bola sering
terjebak pada sebuah fanatisme terhadap klub atau negara tertentu sehingga bisa
menjadi pemantik sebuah konflik sebab sulit menerima kekalahan dan rasis
terhadap pemain lawan. Namun satu hal juga tidak bisa di pungkiri adalah Sepak
bola menjadi sebuah alat pemersatu dan semangat patriotisme untuk menjalin
silaturahmi antar penggemar yang memicu hubungan persahabatan dan kekeluargaan.
Untuk menyaksikan sebuah pertandingan
sepak bola memiliki dua macam tipologi yaitu menonton secara langsung di
stadion dan menyaksikan pertandingan lewat siarang langsung di stasiun TV. Di
ruang-ruang seperti ini menciptakan ruang relasional yang pasif dan kesemuan
identitas. Sebab dalam menyaksikan sebuah perhelatan pertandingan secara
langsung kita hanya di arahkan pada suatu tujuan menyaksikan klub idola kita
saat bertanding untuk meratapi kebahagiaan dan kesedihan yang terjadi di
lapangan.
Ruang relasional itu hanya bersifat
temporal. Tapi satu hal yang paling menyedot perhatian dalam lingkup sekop luas
masyarakat yang tidak memiliki keterkaitan dan kesamaan terhadap sebuah tim
Para penggemar berlomba-lomba untuk menyaksikan sebuah pertandingan dengan
berbagai cara pertama, nonton bareng
bersama keluarga, teman dan lain-lain di rumah sendiri, kedua, nonton bareng di tempat-tempat tertentu. Realitas seperti
ini mengundang sebuah tanda tanya dari setiap kerumunan nonton bareng sepak
bola sebab apakah mereka bagian dari di tim itu atau mereka sesuatu yang
berjarak antara tim sepak bola dan penggemarnya yang tidak memiliki keterkaitan
apa-apa terhadap tim itu. Selain itu simbolitas identitas sangat mewarnai
sebuah perhelatan dengan menyusaikan karakteristik sebuah tim idola. Hal itu
bisa kita saksikan pada perhelatan Euro 2012 saat ini dan pertandingan-pertandingan
sepak bola yang lain sebuah penciptaan ruang sosial yang unik.
Para pencinta bola bisa di kategorikan
dengan berbagai modeling yaitu, pertama, penikmat bola yang berprofesi
sebagai pemain Bola. Sebab olaharaga sepak bola sudah menjadi hobinya. Kedua pemain pasif yang hanya sebagi
penonton saja akan tetapi tidak suka dengan permainan bola. Sebagian besar
tipologi ini hanya ingin menikmati pemain idolanya, dan sekaligus hanya melepaskan
kejenuhan dalam beraktivitas. Pemain pasif ini bisa di kategorikan menjadi dua
yaitu penonton fanatik dan dan penonton pasif.
Penonton
fanatik yaitu para penontong sepak bola menjadi penggemar
aktif pada suatu tim tertentu yang selalu mengikuti kegiatan-kegiatan timnya
baik dalam berlaga di lapangan maupun acara amalan yang dilaksanakan oleh tim,
kemana-mana tim dia pasti ada. Atau istilah yang paling sering lengket pada
tipologi ini adalah fans. Namun, ada
yang perlu di ingat bahwa Fans bukan
hanya yang bisa seperti diatas akan tetapi ada fans yang mengorganisasikan dirinya untuk manjadi bagian dari tim
itu yang memiliki jarak yang tidak memiliki akses ke Fans induk. Seperti Fans Manchester
United yan ada di Indonesia dan
aktivitasnya hampir sama dengan penonton pasif. Penonton pasif seperti yang di jelaskan pada paragraf sebelumnya
hanya menyaksikan lewat stasiun TV untuk menyaksikan tim andalannya bertanding
atau menyaksikan lewat nonton bareng atau nontong sendiri-sendiri.
Ketiga,
penonton sunda gurau atau penonton yang hanya hanya turut meramaikan. Tipologi
penonton sebenarnya tidak suka dengan bola akan tetapi melihat teman-temannya
seru-seruan untuk menyaksikan pertandingan bola makanya di ikut nangkring
disitu.
Spacial Kontekstual
Untuk mengamati ruang-ruang sosial yang
terjadi dalam perhelatan sepak bola bisa kita lihat Euforia perhelatan sepak
Bola EURO 2012 yang di laksanakan di Ukraina-Polandia yang sangat spektakuler. Fenomena sosial yang terjadi di ruang sosial
tersebut sangat menarik untuk kita amati dalam bingkai sebuah kajian sosiologi.
Hal yang paling fenomenal dalam setiap perhelatan sepak bola adalah para
penontongnya. Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa para penonton memiliki
berbagai macam tipologi yang selalu menciptakan bentuk-bentuk kerumunan.
Pesta EURO tahun 2012 di saksikan oleh
hampir seluruh belahan dunia dengan barbagai macam cara. Demi menyaksikan piala
EURO banyak masyarakat merogoh kucek dalam-dalam untuk menyaksikan tim andalannya
untuk bertanding di lapangan. Akan tetapi, masyarakat yang tak mampu
menyaksikan secara langsung harus rela menyaksikan tim idolanya bertanding
lewat stasiun TV.
Terkhusus untuk negeri ini. Indonesia
hanya bisa menyaksikan tim kesukaannya hanya lewat stasiun TV. Tapi, semarak untuk
menyaksikan piala EURO tidak kalah menariknya nontong langsung di lapangan.
Perhelatan EURO membuat masyarakat menjadi deman sepak bola sebab, hampir semua
kalangan ikut menyaksikan pertandingan tim idolanya dengan mengorbankan agenda
yang lebih penting, misalkan di Jakarta Pelaksanaan Ujian SNMPTN banyak yang terlambat pergi
ujian Sebab nonton piala EURO, di Makassar rela tidak pergi Kuliah demi
menyaksikan Piala EURO dan Piala EURO menjadi ajang Kampanye untuk pemilihan
Gebernur di Sulawesi Selatan. Tapi, yang lebih menarik adalah ajang EURO
menjadi tempat mengadu nasib terhadap tim kesayangannya.
Perhelatan
EURO 2012 menampilkan pemandangan yang khas pada pukul 12.00 WITA sampai Pukul
04.45 WITA di kota Makassar yang tidak seperti Biasanya. Warna malam menjadi
Ceria di tempat-tempat Umum dengan Nontong Bareng seperti Kafe, Warkop, Rumah
makan, sekretariat Organisasi, di Pinggir Jalan dan Rumah Kost karena menjadi
ajang tempat berkumpul dengan tujuan yang sama yaitu nonton Bola. Aktivitas ini
memberikan sebuah suntikan akan adanya sebuah persatuan yang belum terurai
menjadi kesatuan aktif.
Kenyataan dalam kerumunan ini memberikan
sebuah histeria saat nonton bersama atau istilah lainnya di kenal nonton bareng
karena dalam situasi ini kita leluasa untuk berteriak dan memberikan motivasi
dan menyemangati tim yang sedang
bertanding walaupun mereka tidak mengetahuinya. Selain itu dalam menyaksikan
pertandingan sepak Bola EURO 2012
menjadi ajang refressing dan wisata
emosional untuk melepaskan beban kerja dan masalah-masalah pribadi yang lain
karena dalam menonton bareng ada sebuah kebebasan untuk melakukan
teriakan-teriakan histeria dan terkadang terjadi anarki prilaku dengan
mengekspresikan kekalahannya atau kemenangannya yang berlebihan. Situasi ini
hanya memiliki masa inkunbasi selama satu bulan. Pemandangan ini akan berlanjut
pada pada event yang lain dalam waktu
dekat akan berlangsung event sama di Inggris yaitu perhelatan Olimpiade.
Kerumunan (crowd)
Perkembangan masyarakat yang begitu
kompleks dengan berbagai bentuk interaksi yang membentuk sebuah tatanam sosial
yang memiliki ciri dan pola kehidupan yang berbeda. Kendati demikian bahwa
kehadiran kelompok-kelompok sosial tidak bisa di hindari dalam kehidupan
bermasyarakat. Kelompok masyarakat bersifat sementara, permanen, terorganisasi
sesusai dengan konsensus dan kepentingan yang terajuk pada setiap individu.
Kelompok sosial yang cenderung
terkonstruk terhadap minat yang sama untuk membentuk sebuah ikatan yang
emosional. Kelompok ini sering disebut sebagai kerumunan (Crowd). Kerumunan sering terjadi pada suatu tempat tertentu yang
memiliki pola tertentu dengan manampilkan sebuah ciri khas dan identitas
tertentu bersifat kebetulan yang melahirkan sebuah hubungan yang interaksi
dengan perasaan emosional yang sama terhadap sebuah identitas.
Karakteristik dari sebuah kerumunan
adalah pola kelompok sosial hanya memiliki rentang waktu yang sangat singkat,
sebab keberadaan kerumunan di tentukan oleh eksistensi individu yang sedang
berkumpul. Selain itu kerumunan tidak memiliki struktur kepemimpinan atau
struktur organisasi yang jelas. Kedudukan individu dalam kelompok sosial ini
sama sebab dalam tidak ada sistem pelapisan dalam masyarakat.
Hal ini berwastata dengan Mayor Polak
adalah karena adanya minat, hasrat, atau kepetingan bersama dan diantara para
anggotanya berkembang sebuah pengaruh dan seperti timbal balik yang
kadang-kadang kuat tetapi tidak kekal serta tidak rasional.
Berdasarkan pendefinisiannya ini Mayor
Polak membagi Dua jenis kerumunan yaitu pertama,
kerumunan yang aktif adalah kerumunan yang timbulnya secara spontan, emosional
dan impulsif sebab tidak ada aturan yang mengikat maka dalam kerumunan ini
cenderung bersifat destruktif sebab individu dalam kerumunan ini memiliki
kebebasan melakukan ekspresi baik itu jengkel maupun rasa bahagia.
Kedua,
kerumunan ekspresif adalah kerumunan yang tidak mengenal pusat perhatian maupun
tujuan yang sama melainkan hanya mengenal emosi saja tanpa tujuan tertentu.
Sifat kerumunan ini tidak bersifat merusak akan tetapi hanya melepaskan sebuah
ketengangan dan emosi saja. Seperti menangis dan berteriak. Tapi kerumunan ini
bisa bisa berubah menjadi kerumunan aktif.
Berangkat dari spektrum realitas sosial
saat ini bahwa bentuk kerumunan mulai bergeser pada sebuah bentuk yang bersifat
terorganisir menonjolkan sebuah identitas dengan berbagai macam
pernak-pernik kelompoknya. Sebab,
kelompok sosial ini menaruh sebuah perhatian khusus pada minat tertentu dengan
rasa simpati dan antipati terhadap kelompok lain. Kerisuan dan kebahagiaan
mulai di rasakan bersama dengan berbagai macam
ekspresi dan perilaku di perlihatkan oleh kelompok itu.
Sebuah pemandangan yang bisa di lihat
pada kerumunan suportor Bola yang mulai mengornisir diri pada suatu minat yang
sama menciptakan sikap fanatisme terhadap
sebuah tim tertentu sehingga menciptakan kekacuan yang terorganisir
walapaun dalam pemandangan kita bahwa tawuran yang sering kita saksikan itu
kekacauan yang sporadis akan sebenarnya kekacauan itu bersifat sistematis dan
telah terencanakan sebelumnya. Sebab ada ikatan yang solidaritas yang telah
terbangun di kelompok suporter itu.
Integrasi Prematur
Integrasi yang sering kita artikan
sebagai sebuah kesatuan yang utuh atas pndangan dunia yang sama. Integrasi
terbangun oleh sebuah konsensus dalam menciptakan sebuah kelompok yang di
warnai oleh berbagai macam identitas di dalamnya atau sebuah ketunggalan
identitas dalam melaksanakan peran-peran sosial. Dalam terjemahan sosial
pengunaan kata integrasi selalu bergandengan tangan dengan konflik karena akhir
dari sebuah konflik adalah integrasi dengan alasan bahwa orang yang merasa
kalah dalam persaingan atau peperangan harus melunturkan identitasnya untuk
bergabung ke identitas yang lain di anggap superior. Selain itu, integrasi
sosial bisa di artikan sebagai penerimaan anggota lain ke dalam suatu kelompok
tertentu.
Di spacial
(Ruang) kontestual kita diperkenalkan
pada realitas tentang kumpulan manusia
yang terbentuk secara spontan atau suatu bentuk kerumunan dengan pola tertentu
yang mencerminkan sebuah identitas. Di ruang kontekstual itu di cerminkan oleh
sebuah suporter, penonton, dan penggemar bola. Dengan kenyataan bahwa sepak
bola menciptakan ruang tersendiri di ruang sosial tentang sebuah kerumunan yang
terjadi seperti gelembung manusia yang manghadiri stadion untuk menyaksikan
sebuah pertandingan sepak bola dan antusias para penontong di luar stadion
untuk menyaksikan pertandingan Bola dengan berbagai macam cara dengan
mengekspresikan dirinya dengan nontong bareng atau nonton bersama.
Para kelompok penggemar bola ini
diarahkan pada satu tujuan yang sama, minat yang sama, identitas yang sama
yaitu kelompok suporter bola yang berkumpul di stadion untuk menjalin sebuah
hubungan integrasi akan tetapi dalam kelompok
tersebut ada warna yang tergambar dari masing-masing kubu. Mereka
masing-masing menyaksikan timnya beradu dalam lapangan untuk mencari sebuah
kemangan. Dari pesona itu bahwa bahwa ada kenampakan yang terlihat untuk
mengintegrasikan dirinya dengan yang lain dengan orientasi yang sama sebagai
penikmat bola. Begitupun yang di luar stadion atau tempat-tempat lain bahwa
penggemar bola mengingtegrasikan dirinya untuk nonton bersama untuk menyaksikan
pertandingan tim idolanya di lapangan dengan membawa antribut-atributnya
timnya.
Bentuk
kerumunan ini memiliki sifat yang pasif karena hanya bersifat sementara dengan
aktivitas yang cenderung menolitik. Penggambaran ini mencerminkan sebuah
integrasi prematur yang terjadi dalam masyarakat karena pembauran yang terjadi
bersifat sementara dan bisa berubah menjadi sebuah kerumunan yang aktif dengan
kenampakan-kenampakan anarkistis. Kelompok ini luput dari sebuah perhatian
khusus oleh pemerintah bagaimana peran suporter bola dalam mengintegrasikan
diri berbagai macam identitas dalam sebuah naungan sepak bola. Sepak Bola
memiliki peran yang vital terhadap berbagai macam problem sosial yang terjadi
dalam masyarakat yaitu konflik suku, konflik antar beragama dan lain-lain sepak
bola bisa mengintegrasikan semua itu mempertemukan sebuah event yang sama yaitu pertandingan sepak bola. Sepak bola pernah
menjadi alat pemersatu dunia saat gejolak peran dunia.
Akan tetapi, berbeda dengan Indonesia
Sepak Bola menjadi ajang perpecahan di atas kepentingan elit sehingga menjadi
dualisme kepentingan yang harus melahirkan konflik-konflik sosial baik baik
secara vertikal yaitu kepentingan para pejabat maupun secara horisontal yaitu
konflik antar pemain dan konflik para suporter karena menciptakan sebuah
dualitas kepentingan. Sehingga kondisi TIM nasional di Negeri ini menjadi salah
urus dan mengorbankan emas yang tertanam pada generasi pemuda bangsa ini karena
mereka telah terabaikan oleh dualitas kepentingan tersebut.
sehingga apa yang terjadi
saudara-saudara sekalian di Indonesia sepak bola merupakan ajang keretakan
solidaritas di atas melambungkannya penggemar bola di indonesia yang seharusnya
memberikan sebuah spirit untuk memajukan persepakbolaan di Indonesia akan
tetapi yang terjadi adalah malah sebaliknya. Mungkin inilah realitas yang
terjadi di negeri ini, bahwa Sepak bola menjadi Mirror kerumunan integrasi
prematur.****
0 komentar:
Posting Komentar