Rabu, 25 Mei 2011

KAPITALISME


METAMORFOSIS KAPITALISME
SEBAGAI BENTUK REKAYASA SOSIAL
Matamorfosis Kapitalisme


Perkembangan kapitalisme selalu mengalami metamorfosis untuk menjadi ideologi dunia yang tetap bertahan hingga saat ini yang selalu menghadirkan wajah baru seperti yang terlihat pada sejarah perkembangan kapitalisme hingga saat ini yang dimulai pada abad ke-18 dan khususnya abad ke-19, sistem kapitalisme klasik dianut oleh banyak negara di dunia dimana pada masa itu diterapkan oleh negara-negara yang sudah maju di bidang ekonomi seperti Inggris, negara-negara Eropa Barat , dan Amerika. Kapitalisme klasik berlandaskan pada seluruh ajaran-ajaran Adam Smith (1723 - 1790), seorang ahli ekonomi berkebangsaan Inggris yang menulis buku “An Inquiry Into The Nature And Causes of Wealth of Nations” (1766).
Adam Smith percaya pada keuntungan yang dihasilkan dari kebebasan dalam pasar - penjualan dan pembelian - dan dalam kompetisi tanpa kompromi. Menurut pemikirannya dan para pengikutnya, kompetisi tanpa kompromi dalam pasar memberikan jalan terbaik untuk mengkoordinasikan kepentingan-kepentingan oposisi para individu, dan karenanya dapat mencapai masyarakat yang baik dan adil. Menurut pemikiran mereka, walaupun setiap individu hanya mementingkan kepentingan sendiri dan banyak aspirasi untuk memperoleh keuntungan, pelaksanaan pasar dimana pemerintah tidak ikut campur melalui penerapan tarif yang tidak pada tempatnya atau melalui pengaturan bunga rata-rata (rates of interest), harga-harga dan upah, akan memberikan sumbangan yang besar untuk barang-barang konsumsi.
Pemikiran ini memberikan dinamisme terhadap para kapitalis pemilik pabrik-pabrik dan bisnis sehingga produksi meningkat dan berkembang dengan cepat dibawah kapitalisme klasik. Namun, kelangsungan hidup jutaan para pekerja dalam pabrik dan bisnis kapitalis menjadi sangat miskin dan sangat tertindas. Mereka hidup dalam kondisi sangat buruk, menderita dan melarat. Lebih dari itu, banyak dari mereka - perempuan dan anak-anak - terpaksa bekerja hingga sakit dan meninggal. Konsep kapitalisme awal ini mengalami depresi ekonomi karena tingkat pengangguran meningkat karena terjadi penimbungan kekayaan pada setiap individu sehingga Karl Max menganggap inilah akhir dari kapitalisme namun kapitalisme tidak berhenti sampai disini karena lahirnya tokoh baru dalam pemikiran kapitalisme yaitu John Mayner Keynes (1920) yang mengannggap bahwa negara harus ikut mengintervensi sistem perekonomian karena kegegalan dari konsep kapitalisme yang memberikan otoritas penuh kepada individu untuk menentukan regulasi ekonomi sehingga dalam menentukan nilai lebih sesuai dengan otoritas individu sehingga menimbulkan keranjuan karena harga barang dan jasa sulit untuk dijangkau selain itu hukum rimba berlaku disini. Menurut pandangan Keynes bahwa negara harus terjun dalam pembuatan regulasi ekonomi untuk mengendalikan sistem ekonomi untuk menciptakan sebuah equilibrium akan tetapi dalam perjalanan konsep ini mengalami juga kemandekan karena negara berperan penuh dalam penentuan nilai barang dan jasa sehingga dalam implementasinya juga mengalami depresi ekonomi karena patokan harga barang yang tidak seimbang atau dengan kata lain nilai jual lebih kecil daripada modal sehinga banyak perusahaan menjadi gulung tikar karena mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini pun memberikan harapan pada Karl Max terhadap depresi ini terhadap konsep kapitalisme akan digantikan dengan konsep sosialisme. Tetapi, kapitalisme terus mengalami metamorfosis yang melahirkan pemikiran yang baru
oleh Friedric Hayek dan muridnya bernama Milton Friedman yang menganggap bahwa Neoliberalisme merupakan perkembangan paling baru dari kapitalisme, yaitu lewat cara mengurangi intervensi Negara, karena dengan berkurangnya intervensi itu, sehingga individu akan lebih bebas berusah/berkompetisi untuk mengatasi krisis ekonomi yang terjadi saat itu. Dengan menawarkan konsep-konsep sebagai berikut :
1. Humanisasi individu dimana konsep ini neoliberalisme mengarahkan manusia untuk berkompotisi dalam melebarkan sayabnya dalam pengembangan usahanya untuk menciptkan individu-individu yang unggul dalam bidang ekonomi untuk melakukan sebuah usaha.
2. Kemandirian individu dimana neoliberalisme mengarahkan individu untuk menjadi pemodal-pemodal atau jiwa-jiwa entrepretanur untuk seorang pengusaha.
3. Kemandirian institusi yaitu neoliberalisme mengarahkan institusi pemerintah menjadi privatasasi BUMN sehingga apa yang terjadi setiap institusi melakukan kemandirian institusi untuk mendatangkan modal karena negara cenderung lepas tangan dalam urusan sosial.
Ternyata perkembangan kapitalisme mengalami berbagai krisis akan tetapi kapitalisme tetap mampu bertahan dalam mengikuti perkembangan zaman dengan melakukan metamorfosis terus menerus hal ini menjadi kegagalan Marx dalam meramal perkembangan kapitalisme bahwa kapitalisme itu akan mengalami stagnasi karena kapitalisme tidak seseuai dengan konteks tapi apa yang terjadi kapitalisme hingga saat ini tetap bertahan karena kapitalisme mencoba membuka diri terhadap kritikan yang terjadi dalam kehidupan sosial selain itu kapitalisme di dukung oleh kekuatan organisasi dan modal yang cukup besar untuk keberlangsungannya untuk itu kapitalisme mampu merekayasa sistem sosial untuk menghegemoni masyarakat dengan mengunakan pendekatan Perkembngan teknologi dan pengetahuan adapun Dampak-Dampak Dari Neolibealisme terhadap masyarakat sebagai berikut :
1 Perdagangan bebas akan mengakibatkan banyak usaha kecil menjadi bangkrut. Hal ini disebabkan pasar bebas akan dikuasai oleh orang-orang yang bermodal besar saja. Terlebih lagi, aturan main pasar ini ditentukan oleh kaum kapitalis sendiri.Kaum-kaum terpinggirkan seperti petani, buruh dan kaum miskin kota akan semakin termiskinkan karena kalah dalam persaingan dengan para pemodal besar. Pemotongan subsidi akan semakin membebani rakyat. Harga pelayanan umum seperti kesehatan, pendidikan, listrik akan semakin mahal dan tak terjangkau oleh rakyat kebanyakan. Maka yang berhak mendapat fasailitas lagi-lagi hanyalah orang-orang kaya yang memiliki modal saja. Hal ini terjadi dalam kasus Indonesia. Belum lagi harga bensin naik 12% dan listrik 29,43%, kenaikan harga/inflasi sudah terjadi sebelumnya. Juga dengan pemberlakuan program otonomi kampus yang tidak lebih dari program swastanisasi kampus. Hanya orang kayalah yang besok bisa pintar dan duduk sebagai pegawai dengan gaji yang tinggi. Orang miskin yang tak bisa kuliah tetap saja akan jadi miskin karena tidak bisa mencari penghidupan dan pekerjaan yang memberikan gaji yang cukup.
2 Deregulasi cenderung hanya akan menguntungkan kaum pengusaha. Seperti pemberlakuan pembebasan pajak bagi penanam modal. Swastanisasi akan membuat segala macam pelayanan umum menjadi lebih mahal. Juga pendapatan negara untuk menyejahterakan rakyatnya akan semakin berkurang. Seperti lembaga-lembaga sosial yang di komersialkan seperti fasilitas umum sulit dijangkau oleh masyarakat karena Rumah Sakit misalnya Negara tidak mensuplai subsidi obatan-obatan dan gaji yang para doktor untuk merawat pasien sehingga para doktor memberlakukan tarif yang cuktup mahal sehingga masyarakat sulit untuk menjangkaunnya dan tindakan ini di benarkan oleh negara yang hanya memperhatikan APBN digunakan untuk di korupsi bersama oleh pajabat.
3 Utang negara terhadap badan kapitalis internasional akan dibebankan kepada rakyat. Ini adalah tidak adil. Apalagi utang-utang itu hanya digunakan untuk membiayai gaya hidup mewah bankir-bankir kaya, hanya untuk membiayai operasi-operasi tentara yang bertujuan membunuh dan mengawasi rakyat. Sumber pendapatan mereka adalah penghisapan dari negara kepada rakyat dengan pajak yang dipungut dari mereka yang cukup tinggi hal ini pun dititip beratkan pada masyarakat sipil sedangkan perusahaan-perusahaan asing memeliki pajak yang cukup rendah yang dikenakan kepada perusahaan asing sehingga menimbulkan kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural yang mengalami frustarasi terhadap kondisi dunia.

Kekomplesan masalah yang disebabkan oleh kapitalisme tidak membuat meraka menjadi minder akan tetapi kapitalisme menjadi makin menjadi dengan segala kekurangannya akan tetapi mereka selalu terbuka dengan krtitikan sehingga mampu melakukan metamorfosis dalam merakayasa sistem sosial di masyarakat dengan mengunakan strategi kapitalisme yaitu Eksploitasi, ekspansi, dan monopoli dengan mengunakan pendekatan watak yaitu picik, licik, pelit yang menjadi pengahalalan dalam mencapai kemakmuran individual karena kehidupan manusia selalu di arahkan kepada materialisme. dengan segala permasalahan yang ditimbulkan kapitalisme belum ada ideologi yang mampu menggantikan ideologi kapitalisme sebagai ideologi dunia karena ideologi tersebut mengalami kemandekan dalam penawaran solusi terhadap problem dunia seperti sosialisme yang tidak mampu bertahan tanpa keberadaan kapitalisme hal ini dianut oleh negara-negara sosialisme. Sehingga yang menjadi pertanyaan besar buat perkembangan kapitalisme adalah apa yang membuat meraka tetap eksis! Sehingga kita harus menerima kapitalisme di tataran praksis.
Rekayasa Sosial terhadap Metamorfosis Kapitalisme
Setelah perkembangan kapitalisme yang selalu mengalami depresi ekonomi atau krisis. Ternyata kapitalisme melakukan konsilidasi dalam mengekspansi negara-negara dunia ketiga dengan teori ketergantungannya dalam segi ekonomi dan rekayasa sosial dalam sistem sosial masyarakat untuk melakukan negara-negara jajahan, namun dalam metamorfosis kapitalisme saya ingin menganalisis masalah ini dengan mengunakan rekayasa sosial dengan mengunakan pendekatan teori strukturalisme Fungsional Talcott Parsons dari sosiolog Amerika tahun 1937 dengan mengunakan pendekatan teorinya dengan skema A G I L untuk menganalisis struktur dan sistem sebagai berikut :
1. Adaptation sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyusaikan diri dengan lingkungan dengan menyusaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.
2. Goal attainment (pencapaian tujuan) sebuah sistem harus mendefinisikan dan penacapaian tujuan utamanya.
3. Integeration (integrasi) sebuah sistem harus mengatur antarhubungan bagian-bagian yang menjadikan komponennya. Sistem juga harus mengelola antarhubungan ketiga fungsi (A G L)
4. Latency (latensi atau pemeliharaan pola) sebuah sistem harus melengkapi memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.
Pola ini di gunakan kapitalisme untuk melakukan survive dalam perubahan dimana kapitalisme mampu beradaptasi dengan lingkungan eksternal dimana sistem kepribadian untuk pencapain tujuan sistem untuk memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapainya. Sistem sosial menanggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya, pola ini di gunakan untuk merekayasa sebuah sistem untuk melancarkan metamorfosis dengan melakukan reifikasi terhadap kesadaran kritis masyarakat dengan berbagai variant kapitalisme selasatunya adalah penghegemonian hasrat melalui media untuk menganut budaya komsumtif. Kapitalisme juga ditopang dengan kepentingan negara dan kekuasaan terhadap kapitalisme sehinngga keberlansungan kapitalisme masih tetap eksis dengan janji di tawarkan oleh kapitalisme sehingga kapitalisme dan negara mengalami keintiman untuk menguasai perekonomian bangsa dengan mengunakan politik media dan politik kekuasaan.


Daftar Pustaka
Goodman. J, Ritser, Ritser. Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Pernada Media. Cet 5

0 komentar: