TUAN DALAM SEBATAN GAWAI
Tuan, Janganlah kamu sibuk mengusap layar gawaimu, Aku juga butuh sentuhan tanganmu.
Tuan, Aku disni terluka dalam lipatan-lipatan janjimu yang tak utuh.
Tuan, Kunjungilah aku di katub senyumku, sebab; aku tak ada lagi di pojok kamarmu.
Tuan, pahamilah aku sedang bersusah hati, temangu di antara tarian jemarimu.
Tuan, Kamu sedang apa ?
kamu tersenyum sendiri,
pikiranmu menyusup kelayar gawaimu
hidupmu menguar ke tempat lain.
Kamu tertunduk rapuh nan angkuh
kamu tidak sedikit pilu tentangku,
Aku disini, disampingmu
menghidangkan sejumput duka, segenggam larah, setetes asam.
Tidak sedikit pun kau iba.
Lalu, Kamu bercurah air mata
menyemai sedih
di antara gambar-gambar duka yang muncul di beranda mayamu
Aku heran tuan, setelah itu,
Tuan
tertawa lagi, cekikan
"Hahahahahahha"
menertawai hantu-hantu yang berakrobat.
Tiba-tiba kamu berubah lagi, tuan
Gusar, mengumpat yang tak sepaham dengan dirimu.
"Setan"
"Anjing"
"laknat"
"Kafir"
"Komunis"
"Dasar takfiri"
"Penganut bumi datar, sial"
"Sumbu Pendek"
kamu punya hak atas kebenaramu.
Lalu, Anda Siapa tuan ?
Manusia.... sebatang gawai
atau
manusia..... sepotong sara
atau
Manusia.... setengah Dewa
atau
Manusia... gagal jadi malaikat
ahh... maaf "tuan"
Kesebut saja engkau "Manusia Koplak"
Tuan, Janganlah kamu sibuk mengusap layar gawaimu, Aku juga butuh sentuhan tanganmu.
Tuan, Aku disni terluka dalam lipatan-lipatan janjimu yang tak utuh.
Tuan, Kunjungilah aku di katub senyumku, sebab; aku tak ada lagi di pojok kamarmu.
Tuan, pahamilah aku sedang bersusah hati, temangu di antara tarian jemarimu.
Tuan, Kamu sedang apa ?
kamu tersenyum sendiri,
pikiranmu menyusup kelayar gawaimu
hidupmu menguar ke tempat lain.
Kamu tertunduk rapuh nan angkuh
kamu tidak sedikit pilu tentangku,
Aku disini, disampingmu
menghidangkan sejumput duka, segenggam larah, setetes asam.
Tidak sedikit pun kau iba.
Lalu, Kamu bercurah air mata
menyemai sedih
di antara gambar-gambar duka yang muncul di beranda mayamu
Aku heran tuan, setelah itu,
Tuan
tertawa lagi, cekikan
"Hahahahahahha"
menertawai hantu-hantu yang berakrobat.
Tiba-tiba kamu berubah lagi, tuan
Gusar, mengumpat yang tak sepaham dengan dirimu.
"Setan"
"Anjing"
"laknat"
"Kafir"
"Komunis"
"Dasar takfiri"
"Penganut bumi datar, sial"
"Sumbu Pendek"
kamu punya hak atas kebenaramu.
Lalu, Anda Siapa tuan ?
Manusia.... sebatang gawai
atau
manusia..... sepotong sara
atau
Manusia.... setengah Dewa
atau
Manusia... gagal jadi malaikat
ahh... maaf "tuan"
Kesebut saja engkau "Manusia Koplak"